( Aditrim, Bactoprim, Bactricid, bactrim, Bactrizol, Bimactrim, Citoprim, Coprim, Cotrim, Decatrim, Dumotrim, Erphatrim, Etamoxul, Fameprim, Fatibact, Fasiprim, Graprima, Gunametrim, Hufacid, Inatrim, Infatrim, Kaftrim, Kemocid, Kemotrim, Lapikot, Licoprima, Maxtrim, Meditrim, Megatrim, Meprotrin, Miratrim, Moxalas, Novatrim, Nufaprim, Omegtrim, ottoprim, Pehatrim, Primadex, Primavon, Primazole, Ratrim, Saltrim, Sanprima, Sisoprim, Septrin, Spectrem, Sulprim, Sultrimmix, System, Toxaprim, Trimezol, Trimeta, Triminex, Trimoxul, Trizole, Ulfaprim, Varfekto, Wiatrim, Xeparim, Yekaprim, Zecatrim, Zoltrim, Zultrop )
Golongan | Sediaan | Penyakit/indikasi | Alasan penggunaan |
Antibakterial lainnya | Cairan per oral :200 mg + 40 mg/ 5 ml Tablet : 100 mg + 20 mg; 400 mg + 80 mg | Untuk pengobatan infeksi oleh organisme yang sensitive termasuk : infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas termasuk bronchitis. Pola resistensi antinikroba setempat perlu dipertimbangkan |
Indikasi:
Infeksi saluran kemih; infeksi saluran napas termasuk bronkitits, pneumonia, infeksi pada cystic fibrosis; demam tifoid; meliodosis; brucellosis; granuloma inguinale; konjungtivitis klamidia pada neonates; otitis media; infeksi kulit, gigitan binatang;pneumonia oleh Pneumocystis carinii (Pneumocystis jiroveci)
Kontraindikasi :
Hipersensitifitas kepada sulfonamide atau trimetoprim; porfiria
Perhatian :
Gangguan ginjal (hindari jika berat); gangguan hati 9hindari jika berat); hidrasi yang cukup (mencegah kristaluria); hindari pada gangguan darah (kecuali dalam pengawasan spesialis); pantau hitung sel darah dan hentikan bila gangguan darah muncul; ruam-hentikan segera, rentan terhadap defisiensi folat atau hiperkalemia, usia lanjut, asma; defisiensi G6PD, hindari pada bayi <6minggu
Kehamilan dan meyusui :
Kehamilan trimester 1 : risiko teratogenik (trimetoprim adalah antagonis folat)
Kehamilan trimester 3 :
- hemolisis neonatorum dan methemoglobinemia
- kekhawatiran peningkatan risiko kemunculan kernikterus pada neonates tidak ditemukan
Menyusui :
- kemungkinan kecil kernikterus pada bayi yang jaundice (kuning) dan hemolisis pada defisiensi G6PD (akibat sulfametoksazole)
Interaksi :
Trimetoprim
Anti aritmia | Meningkatkan risiko ventrikel aritmia (VT) saat trimetoprim (cotrimoxazole) diberikan bersama amiodarone- hindari penggunaan bersama dengan cotrimoxazole |
Antibakterial | Konsentrasi plasma trimetoprim kemungkinan menurun oleh rifampicin; konsentrasi kedua obat mungkin meningkat ketika trimetorpim diberikan dengan dapson |
Antikoagulasi | Trimetoprim mungkin meningkatkan efek antikoagulasi koumarin |
Antidiabetik | Trimetoprim mungkin meningkatkan efek hipoglikemia dari repaglinide- pabrik menyarankan untuk menghindari pemakaian bersama; trimetorpim jarang meningkatkan efek dari sulfonylurea |
Antiepilepsi | Trimetoprim meningkatkan konsentrasi plasma fenitoin (juga meningkatkan efek antifolat) |
Antimalaria | Meningkatkan efek anti folat saat trimetoprim diberikan bersama pirimetamin |
Antiviral | Trimetoprim (sebagai cotrimoksazole) meningkatkan konsentrasi plasma lamivudine- hindari penggunaan bersamaan dengan cotrimoxazole dosis tinggi |
Glikosida jantung | Trimetoprim mungkin meningkatkan konsentrasi plasma digoxin |
siklosporin | Meningkatkan risiko kerusakan ginjal saat trimetoprim diberikan bersama siklosporin, konsentrasi plasma siklosporin menurun dengan pemberian trimetoprim intravena |
Sitotoksik | Meningkatkan risiko kerusakan darah saat trimetoprim (juga dengan cotrimoxazole) diberikan bersama azatriopin, mercaptopurin atau metotreksate |
Diuretik | Meningkatkan risiko hiperkalemia saat trimetoprim diberikan dengan eplerenone |
Estrogen | Mungkin mengurangi efek kontrasepsi estrogen |
Vaksin | Menginaktifkan vaksin tifoid oral |
Sulfametoxazole (sulfoamida)
Anastesi | Umum : sulfonamide meningkatkan efek thiopental Lokal : meningkatkan risiko methemoglobinemia saat sulfonamide diberikan dengan prilokain |
Anti aritmia | Meningkatkan risiko VT saat sulfametoksazole (sebagai cotrimoksazole) diebrikan bersama amiodare- hindari pemberian bersama |
Antibakterial | Meningkatkan risiko kristaluria saat sulfonamide diberikan bersama metheamine |
Antikoagulasi | Sulfonamide meningkatkan efek antikoagulasi koumarin |
Antidiabetik | Sulfonamide jarang meningkatkan efek sulfonylurea |
Antiepilepsi | Sulfonamide mungkin meningkatkan konsentrasi plasma fenitoin |
Antimalaria | Meningkatkan efek anti folat saat diberikan bersamaan pirimetamin |
Antipsikotik | Hindari penggunaan bersama dengan clozapin (meningkatkan risiko agranulositosis) |
Siklosporin | Meningkatkan risiko kerusakan ginjal saat sulfonamide diberikan bersama siklosporin; sulfadiazine mungkin menurunkan konsentrasi plasma siklosporin |
Sitotoksik | Meningkatkan risiko kerusakan darah saat sulfametoksazol (cotrimoxazole) diberikan dengan azatriopin, mercaptopurin, atau metotreksat; sulfonamide meningkatkan efek toksik dari metotreksat |
Estrogen | Mungkin mengurangi efek kontrasepsi dari estrogen |
Potassium aminobenzoate | Efek sulfonamide dihambat oleh portasium aminobenzoate |
Vaksin | Menginaktifkan vaksin tifoid oral |
Dosis :
Infeksi berat oleh organisme yang sensitive (tidak sensitive terhadap antibakteri yang lain), per oral atau infuse intravena, DEWASA sulfamethoxazole 800 mg dengan trimethoprim 160 mg tiap 12 jam, ditingkatkan sulfamethoxazole 1,2 g dengan trimethoprim 240 mg tiap 12 jam pada infeksi berat; per oral, ANAK 6 minggu-5 bulan, sulfamethoxazole 100 mg dengan trimethoprim 20 mg tiap 12 jam; 6 bulan – 5 tahun, sulfamethoxazole 200 mg dengan trimethoprim 40 mg tiap 12 jam; 6-12 tahun, sulfamethoxazole 400 mg dengan trimethoprim 80 mg tiap 12 jam; infuse intravena, ANAK sulfamethoxazole 30 mg/kg sehari dengan trimethoprim 6 mg/kg sehari dibagi dalam 2 dosis terbagi.
Cara pelarutan dan pemberian :
Sesuai pabrik
Efek yang tidak diinginkan :
Mual, diare; sakit kepala; hiperkalemia; ruam (sangat jarang termasuk sindrom steven Johnson, nekrolisis epidermal toksik, fotosensitif)-hentikan pengobatan segera; lebih jarang : muntah; sangat jarang : glositis, stomatitis, anorexia, kerusakan hati (termasuk jaundis dan nekrosis hepar), pancreatitis, colitis berhubungan dengan antibiotik, miokarditis, batuk dan sesak napas, infiltrate paru, meningitis aseptic, depresi, kejang, neuropathy perifer, ataxia, tinnitus, vertigo, halusinasi, hipoglikemia, gangguan darah ( termasuk leukopeni, trombositopenia, anemia megaloblastik, eosinofilia), hiponatremia, gangguan ginjal termasuk nefritis interstitialis, artralgia, mialgia, vaskulitis dan lupus eritematosus sistemik (SLE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar