A. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagai memahami isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami. Cerpen terdiri dari berbagai kisah, sepero kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun. (http://www.scribd.com/doc/24492471/Menjelaskan-Unsur-Unsur-Intrinsik-Cerpen)
Cerpen adalah sebuah cerita yang singkat, padat, dan jelas. Singkat karena hanya terdiri atas ± 10.000 kata, padat karena akan memuat peristiwa-peristiwa inti dalam cerita, dan jelas karena tetap akan kita temukan akhir penyelesaian dari peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.(http://crayonpedia.org/mw/Cara_Menemukan_UnsurUnsur_Cerpen_dan_Implementasinya_9.1)
B. Unsur-Unsur Cerpen
Cerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya. Unsur itu terdiri dari unsur intinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik antara lain, tema, alur, setting/latar/waktu, penokohan, watak, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain, budaya, jenis kelamin, pekerjaan, dll.
Unsure – unsure intrinsic cerpen mencakup : tema, alur, latar, perwatakan, sudut pandang, dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.
1. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
2. Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama , yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
a. Teknik penokohan
· Teknik penokohan Penokohan langsung (analitik), maksudnya pengarang memberitahukan secara langsung watak suatu tokoh. Contoh : tokoh Datuk Maringgih dalam Novel Siti Nurbaya berikut ini : " Rupanya buruk, umurnya telah lanjut, pakaian dan rumah tangganya kotor, adat dan kelakuannya kasar dan bengis, bangsanya rendah, pangkat dan kepandaiannyapun tidak ada, selain dari berdagang. Akan tetapi karena kekuasaan uangnya, yang tinggi menjadi rendah, dan yang jauh menjadi dekat "
· Penokohan tidak langsung (dramatik), maksudnya pengarang tidak langsung memberitahukan watak tokoh. Untuk mengetahui watak tokoh pembaca harus menafsirkan sendiri berdasarkan deskripsi : Ucapan, pikiran dan perbuatan Mimik/ bentuk muka dan bentuk tubuh Kondisi lingkungan tempat tinggal Reaksi, ucapan dan pendapat
b. Macam tokoh
· Berdasarkan perannya dalam cerita antara lain :
Tokoh utama adalah tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam cerita
Tokoh pembantu adalah tokoh yang mendampingi karakter utama
· Berdasarkan wataknya antara lain :
Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita.
Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan Protagonis.
Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.
3. Perwatakan :
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fisik tokoh
4. Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
· Jenis-jenis alur :
Alur maju (progresif): pengarang menyajikan cerita dimulai dari awal menuju akhir cerita.
Alur mundur (flash back): pengarang bisa memulai cerita dari klimaks, kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir
Alur campuran: pengarang menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai, kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain.
· Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita
2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan
· Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:
Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, koflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal
Individu–Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam.
Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat atau lingkungan hidupnya.
5. Latar . setting adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a. Latar Tempat
a. Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
c. Latar Suasana
Latar Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama.
6. Sudut pandang :
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut
Jenis-jenis sudut pandang :
· Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”. Aku pun tersenyum seorang diri. Dalam hatiku aku menertawakan diriku sendiri. Bukanlah lebih aneh bahwa aku sekarang berdiri di sini kedinginan menanti sebuah bus untuk pergi ke daerah galangan kapal semata-mata untuk menemui seorang asing yang baru saja kukenal secara kebetulan. Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa penulis memakai sudut pandang orang pertama.
· Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya. Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
· Sudut pandang campuran penggunaan sudut pandang yang bersifat campuran berupa penggunaan sudut pandang orang ketiga dengan teknik “dia” dan orang pertama dengan teknik “aku” Sejak pensiun jadi guru, ayah banyak berdiam diri. Ia tidak pernah lagi tersenyum. Kadang aku berpikir nakal. Jangan-jangan senyum ayah, waktu masa pensiunnya tiba, tertinggal di dalam kelas. Kemudian murid-murid ayah menendangnya, atau piket pagi menyapu dan membakarnya bersama sampah-sampah.
7. Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang emalalui
cerita.
cerita.
DAFTAR PUSTAKA
(http://crayonpedia.org/mw/Cara_Menemukan_UnsurUnsur_Cerpen_dan_Implementasinya_9.1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar