Selasa, 28 Desember 2010

DEET (Diethyltoluamide)

Banyak sekali jenis produk pestisida rumah tangga atau lebih dikenal sebagai obat nyamuk, seperti produk pengusir nyamuk dalam bentuk semprotan, bakar, elektrik dll Seberapa sering anda memakai pestisida rumah tangga? Apa merknya dan ampuhkah untuk mengusir nyamuk serta berapa harganya? Pertanyaan tersebut sering muncul jika kita menggunakan pestisida rumah tangga. Tapi tidak banyak yang bertanya apakah aman untuk kesehatan. Prinsip utama yang harus diingat jika menggunakandalam menyikapi penggunaan pestisida rumah tangga adalah semua pestisida merupakan racun dan tidak ada racun yang benar-benar aman.semua racun pasti berbahaya.
DEET (Diethyltoluamide) merupakan bahan aktif yang paling banyak dan sering digunakan untuk repellent di Indonesia. Selain DEET, umumnya repellent mengandung bahan kimia sintetis yang dapat menolak nyamuk untuk mendekati kulit. Bahan kimia lain yang juga digunakan diantaranya adalah permetrin, picaridin. Selain itu ada juga bahan yang berasal dari tumbuhan seperti citronella, cedar, verbena, pennyroyal, geranium, lavender, bawang putih, pine (cemara) dll.
Repellent dikenal sebagai salah satu jenis pestisida rumah tangga yang digunakan untuk melindungi tubuh (kulit) dari gigitan nyamuk. Sekarang ini, orang lebih mengenalnya sebagai lotion anti nyamuk. Sebenarnya produk repellent tidak hanya berbentuk lotion, ada juga yang berbentuk spray (semprot). Sehingga cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan atau menyemprotkan bahan tersebut ke kulit. Nyamuk memiliki kemampuan untuk mencari mangsa dengan mencium bau karbondioksida, asam laktat dan bau lainnya yang berasal dari kulit yang hangat dan lembab. Nyamuk sangat sensitif dengan bahan kimia tersebut, sehingga dapat mendeteksi darah sebagai, yang merupakan makanannya, dengan jarak 100 kaki2,5 meter. Umumnya Repellent repellent termasuk DEET akan memanipulasi bau dan rasa yang berasal dari kulit dengan menghambat reseptor asam laktat pada antenna nyamuk sehingga mencegah nyamuk mendekati kulit.
DEET merupakan amida aromatic yang efektif untuk digunakan pada produk Repellentrepellent, juga dikenal sebagai N,N-diethyl-meta- toluamide atau m-DET. DEET sangat larut dalam pelarut benzen, etil eter d a n e t a n o l , p e r t a m a k a l I dikembangkan oleh tentara Amerika
pada tahun 1946 dan resmi untuk

Bagaimana Cara kerja Repellent menolak nyamuk? Mengenal lebih jauh DEETitu? Bahayakah D E E T pada Insect reppellent?
Konsumsi mulai digunakan secara luas publik oleh masyarakat pada tahun 1957. Konsentrasi DEET pada sebuah produk mengindikasikan seberapa lama waktu efektifnya produk tersebut. Konsentrasi yang lebih tinggi tidak berarti produk tersebut akan bekerja lebih baik. Hal ini berartimenunjukkan produk tersebut efektif untuk periode waktu yang lebih lama. Misalnya produk mengandung = 1 0 % a k a n b e r t a h a n efektifitasnyaefektif selama 2 jam, s e d a n g k a n p r o d u k d e n g a n persentase yang lebih tinggi akan bertahan dua kali lebih lama. Untuk itu, Pproduk dengan konsentrasi DEET lebih rendah memerlukan pengolesan berulang karena lama kerjanya lebih pendek. tetapiNamun, hal ini juga dipengaruhi dari lamanya waktu seseorang berada di luar rumah. Selain itu, Jjenis aktifitas tertentu menuntut seseorang untuk mengoleskan kembali produk repellent, sebagai contoh DEET akan tercuci setelah berenang atau m e l a k u k a n a k t i f i t a s y a n g mengeluarkan keringat berlebih. DEET diabsorb diserap kedalam tubuh melalui kulit. Absorbsi dermal Penyerapannya melalui kulit tergantung dari konsentrasi dan pelarut dalam formulasi produk Repellent repellent tersebut. Suatu hasil penelitian menyebutkan bahwa dalam satu studi, konsentrasi 15% DEET sebesar 15% dalam etanol setelah diaplikasikan keakan diserap kedalam tubuh kulit, rata-rata diabsorb 8 , 4 % . A b s o r b s I sistemikPenyerapannya kedalam tubuh akan dimulai dalam 2 jam setelah aplikasi penggunaan secara topikal. Abosrbsi dermal Penyerapan DEET juga tergantung juga pada umur dan massa tubuh. Bayi yang berumur < 2 bulan memiliki rasio luas permukaan area tubuh terhadap massa tubuh yang lebih besar dan sehingga lebih mudah terserap dan mudah mencapai konsentrasi plasma yang tinggi. Absorbsi Absorpsi juga dapat meningkat ketika digunakan pada kulit yang luka. Ketika DEET diformulasikan dilarutkan dalam dengan etanol, absorbsi juga dapat meningkat karena etanol dapat meningkatkan permeabilitas kulit. Absorbsi dapat menurun dalam keadaan berkeringat dan suhu tubuh yang tinggi. Ketika digunakan pada kulit, sebagian DEET diabsorbsi, sebagian lagi menguap atau hilang terhapus pakaian. DEET yang diabsorbsi oleh kulit masuk ke dalam jaringan lemak tetapi tidak diakumulasi terakumulasi dalam lapisan superfisial kulit. DEET yang terabsorbsi, kemudian akan masuk ke dalam lapisan kulit yang lebih dalam, akan dimetabolisme mengalami metabolisme dan diekskresikan melalui urin.

A p a k a h e f e k B a h a y a D E E T terhadap kesehatan?
Semua produk yang ditujukan untuk mengendalikan nyamuk adalah racun, tidak ada satupun racun yang benar- benar aman. Begitupula pula dengan Repellentrepellent. Kandungan repellent seperti Bahan aktif DEET merupakan bahan korosif. Walaupun telah ditambahkan dengan zat-zat lain seperti aloe vera atauyang berfungsi sebagai zat pelembab, lain tzat ini tetap berbahaya. ,Penggu gunakan repellent hanya jika dalam keadaan benar-benar dibutuhkan dan jangan digunakan pada kulit sensitif atau luka. U.S. EPA (Environmental P r o t e c t i o n A g e n c y )
mengklasisfikasikan DEET dengan toksisitas akut yang rendah (kategori III) dan tidak bersifat karsinogen pada manusia. Toksisitas DEET tergantung dari rute paparan dan dosis yang masuk ke dalam tubuh. Rute paparan yang utama sering terjadi pada penggunaan dari DEET adalah karena tertelan dan penggunaan topikal yang berlebihan. Selain itu juga dapat masuk melalui kontak dengan mata dan inhalasi (terhirup). Tertelan DEET menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan muntah (tertelan dalam jumlah kecil), biasanya bersifat reversibel. Dosis yang lebih tinggi menyebabkan hipertensi, takikardia, kejang, depresi sistem saraf pusat, l e t h a r g i , a t a k s i a , t r e m o r,opisthotonus, hyipertonia, hepatitis toksik, depresi saluran pernafasan dan koma. Tertelan DEET dengan dosis besar dapat menyebabkan akibat yang fatal, terutama jika tertelan bersamaan dengan obat-obat yang menekan sistem saraf pusat seperti obat-obat sedatif. Ketika digunakan secara langsung pada kulit, masalah yang sering terlihat muncul adalah iritasi kulit, termasuk eritema (kemerahan pada kulit) dan pruritis (gatal). Pada saat bertugas, beberapa orang dari termasuk kalangan militer dan petugas hutan sering menggunakan DEET dengan konsentrasi yang tinggi setiap hari dan akibatnya memperlihatkan mengalami efek yang berkembang menjadi yang parah karena akibat paparan dalam jangka waktu yang lama (kronik), seperti insomnia, kram otot, gangguan p a d a s u a s a n a h a t i ( m o o d disturbances) dan terbentuk ruam. Setelah penggunaan yang berulang dan dalam jangka waktu lama, absosrbsi melalui kulit dapat menyebabkan keracunan sistemik. Hal ini terutama terjadi pada anak-anak. Kontak dengan mata menyebabkan efek yang ringan sampai sedang tetapi umumnya iritasi jangka pendek bersifat  tidak permanen. Keracunan melalui inhalasi umumnya karena produk repellent yang b e r b e n t u k s p r a y s e h i n g g a menyebabkan iritasi saluran pernafasan atas. Baca dan ikuti setiap petunjuk dan larangan pada label kemasan. Untuk Dalam memilih produk Repellent repellent sebaiknya diperhatikan jenis dan konsentrasi bahan aktifnya. Jika memilih produk dengan bahan aktif DEET pilihlah dengan konsentrasi 10-30%. Jangan mengoleskan digunakan pada kulit yang terluka dan teiritasi serta pada jenis kulit yang sensitive .Jangan mengoleskan di tangan atau dekat mata dan mulut pada anak-anak Gunakan produk secukupnya sesuai kebutuhan, jangan mengoleskan secara berlebihan. Hindari pengolesan atau penyemprotan produk yang mengandung DEET > 50% ke ke kulit secara berulang untuk walaupun dalam waktu yang singkat. Sebaiknya hindari penggunaan repellent unt uk anak usia < 2 tahun, jika terpaksa menggunakan p e r h a t i k a n u s i a a n a k , sebagaimana disampaikan dalam uraian berikut :

Anak usia <6 bulan:
J a n g a n m e n g g u n a k a n repellent dengan bahan aktif DEET untuk bayi dibawah 6 bulan.
Penggunaan DEET (repellent) pada ibu yang sedang menyusui tidak disarankan Walaupun karena bahaya terhadap bayi yang sedang disusui belum diketahui secara pasti bahaya terhadap bayi yang menyusui. , ibu yang sedang menyusui sebaiknya mempertimbangkan alternative p e n g g u n a a n D E E T (repellentUntuk )menghindari gangguan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara, seperti penggunaan baju yang tertutup dan menghindari tempat-tempat yang banyak
nyamuk.

Anak usia 6 bulan 2 tahun
Jika penggunaan repellent benar-benar dibutuhkan, dapat digunakan produk dengan kadar DEET kurang dari <10% DEET dan oleskan hanya satu kali sehari Oleskan repellent sedikit saja. Jangan mengoleskanpada wajah atau tangan. Jangan biarkan repellent menempel dikulit untuk dalam jangka waktu yang lama.

Anak usia 2 -12 tahun
Gunakan produk repellent dengan kadar DEET kurang dari <10%. DEET Penggunaan Oleskan
repellent <tidak boleh lebih dari 3 kali sehari Jangan mengoleskan dioleskan pada wajah dan tangan Jangan biarkan repellent menempel dikulit untuk dalam jangka waktu yang lama

Anak usia >12 tahun
Gunakan produk dengan dengan kadar DEET kurang dari <30%. Jika dibutuhkan untuk mengoleskannya kembali, pertimbangkan lamanya waktu bekerja dari repellent:
K a d a r D E E T 3 0 % perlindungannya selama 6 jam
K a d a r D E E T 1 5 % perlindungannya selama 5 jam
K a d a r D E E T 1 0 % perlindungannya selama 3 jam
K a d a r D E E T 5 % perlindungannya selama 2 jam

Penanggulangan keracunan DEET Pada penggunaan losion:Jika terjadi iritasi pada kulit saat menggunakan, segera cuci bagiankulit yang teriritasi dengan sabundan air bersih yang mengalir Jika DEET tertelan : Berikan arang aktif dengan dosis : dewasa : 25-100 gr; anak-anak (1-12 tahun) : 25-50 gr, anak-anak ( < 1 th) : 10-25 gr, diatas 13 th dosis : 25-100 gr .Jangan dilakukan induksi muntah karena DEET merupakan bahan yang dapat menyebabkan gejala kejang yang cepat.
Jika DEETmengalami kontak dengan mata :Posisi korban duduk atau berbaring dengan kepala tengadahdan miring ke sisi mata yang terpapar.Secara perlahan buka kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit.Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau matalainnya.Jika masih belum yakin bersih, bilas kembali selama 10 menit.Jangan biarkan korban menggosok matanya.Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segerakonsultasikan ke dokter mata.
Jika DEETterhirup :Pindahkan/jauhkan korban dari paparan inhalasi ke udarasegar. Jika terjadi gejala gangguan pernafasan sepertinafas pendek, beri bantuan pernafasan.Tidak tersedia antidotum untuk keracunan DEET, karena itukorban yang dibawa ke rumah sakit akan ditangani secara suportif dan simtomatik

3 komentar:

  1. malem..
    boleh dicopy gak?
    soalnya aku penasaran apa aja zat" yang ada dalam lotion obat nyamuk, guru kimiaku belum mau cerita sebelum aku dapat mengetahui zat" apa saja

    BalasHapus
  2. mantab gan info nya, ijin share ya...

    BalasHapus