SIFAT SHOLAT NABIMuhammad Nashiruddin Al-AlbaniLATAR BELAKANG  PENULISANSaya tidak pernah menemukan kitab yang membahas seluruh tema  ini. Karena itu sayaberkewajiban untuk menyusun sebuah buku yang  mencakup semua yang berkaitan dengan sifat shalatNabi SAW sejak dari  takbir hingga salam untuk ikhwan-ikhwan umat Islam yang selalu  berkeinginanmeneladaini petunjuk Nabinya dalam beribadah. Sehingga  mempermudah mereka melaksanakanperintah Rasulullah SAW sebagaimana yang  disabdakan ”Sholatlah sebagaimana kalian melihat akumelakukan  shalat”Atas dasar inilah, saya berusaha keras menelusuri hadits-hadits  yang berkaitan dengan tujuan ini diberbagai kitab hadits, yang  diantarnya adalah buku yang sedang di tangan anda ini.Dalam penulisan  buku ini saya telah menetapkan sebuah aturan agar tidak menggunakan  haditshaditsNabi sebagai dalil kecuali yang sanadnya kuat, sesuai dengan  kaidah dan prinsip-prinsip ilmuhadits. Disamping itu saya juga  mencapakkan setiap hadits majhul atau dhaif berkenaan dengan tatacara  shalat, zikir, keutamaan-keutamaan dan lain sebagainya. Karena saya  yakin bahwa setiap haditsyang kuat sudah cukup dari pada yang dhaif  karena yang dhaif itu tidak ada gunanya – tanpa adaperselisihan diatara  ahli hadits – kecuali hanya prasangka. Sedangkan keyakinan yang  bersumber dariprasangka adalah sebagaimana halnya firman Alloh dalam  Qur’an surat an-Najm ayat 28 :”Persangkaan itu tiada berfaedah  sedikitpun terhadap kebenaran.” Juga Rasulullah SAW bersabda”Janganlah  sekali-kali berprasangka karena persangkaan itu adalah perkataan yang  paling dusta”(HR. Bukhari dan Muslim).Langkah semacam ini tidak dapat  ditempuh untukberibadah kepada Alloh. Bahkan dengan tegasRasulullah SAW  melarangnya sebagaimana disabdakan ”Berhati-hatilah kamu sekalian akan  haditskecuali yang telah kamu ketahui” (HR. Tirmidzi, Ahmad & Ibnu  Abi Syaibah). Oleh karenanyameriwayatkan hadits dhaif tidak dibolehkan  apalagi bila untuk diamalkan.Demikian buku ini saya susun dalam dua  alur, atas dan bawah. Alur pertama, seperti matan haditsatau struktur  yang serupa yang saya susun pada tempat yang layak dan tersusun secara  serasi, dari awalhingga terakhir. Saya tetap menjaga lafal teks hadits  yang terdapat pada kitab-kitab sunnah. Kadangkadangsebuah hadits  lafalnya berbeda-beda dan saya memilih salah satu lafal untuk  alasanpenyusunan.Terkadang saya menambahkan dengan lafal yang lain dan  aku beri tanda dengan kata-kata ”Dalamsuatu lafal : demikian, demikian”.  Atau ”Dalam sebuah riwayat : Demikian, demikian”. Dalampenulisan  riwayatpun jarang dinisbatkan kepada sahabat. Tidak pula saya jelaskan  perawi-perawinyadikalangan imam hadits untktuk mempermudah bacaan dan  rujukan.Alur kedua, berupa syarah, penjelasan matan sebelumnya. Dalam  hal ini saya telah mentakhrijhadits-hadits yang terdapat pada alur atas,  dengan mengemukakan lafalnya, alur riwayatmua disertaidengan uraian  sanad, syahid-syahid jarah dan ta’dil, sahih dan dha’ifnya sesuai dengan  kaidah-kaidahdalam ilmu hadits. Sering kali ditemukan pada sebagain  riwayat, lafal-lafal yang berbeda atautambahan-tambahan yang tidak  terdapat riwayat jalur yang lain. Lalu, saya tambahkan kepada haditsyang  tertera pada jalur atas. Itupun dilakukan bila serasi dengan hadits  yang asli.2 Dari 26Kemudian saya beri tanda dalam kurung dengan garis  lurus seperti ini [ ], tanpa mencantumkanperawi yang telah meriwayatkan  sendirian yang asli. Itupun kalau sumber hadits dan rawinyadiriwayatkan  oleh satu orang sahabat. Bila tidak maka akan saya jadikan seatu bentuk  tersendiri yangterpisah, seperti halnya doa-doa pembuka dan yang  lainnya. Yang demikian ini merukanan suatu yangbernilai dan terpuji yang  jarang ditemui pada sebuah karangn. Alhamdulillah, karena  nikmatNyasegala kebaikan menjadi sempurna.Selain itu saya sebutkan  pendapat-pendapat mazhab sekitar hadits yang menhjadi topik dan  yangsedang dikaji dengan menyertakan dalil-dalil setiap pendapat dan  mendiskusikannya denganmenjelaskan kelebihan dan kekurangnnya  masing-masing. Sehingg pada gilirannya dapat kita ambilkesimpulan yang  kuat dari uraian yang terdapat pada bagian jalur atas. Terkadang saya  lampirkan jugabeberapa masalah yang tidak terdapat pada teks-teks sunnah  tetapi terdapat pada pendapat seorangmujtahid namun tidak termasuk  topik pembahasan.Sayang sekali mencetak dua pembahasan itu tidak mudah  dilakukan dikarenakan masalah-masalahyang mendesak. Karena itulah saya  menerbitkan pembahasan pertama yang sama sekali terpisahdengan  pembahasan kedua dan saya beri judul ”Sifat-sifat Sholat Nabi Dimulai  dari Takbir SampaiSalam Seakan Engkau Melihatnya Sendiri”Mudah-mudahan  Alloh SWT menjadikan buku ini sebagai kebaikan untuk mendapatkan  ridhaNyadan bermanfaat bagi rekan-rekan sesama muslim. Sesungguhnya Dia  Maha Mengabulkan doa.Pendapat Para Imam Sekitar Mengikuti Sunnah dan  Meninggalkan Pendapat-Pendapat yangBertentangan Dengannya.Kiranya ada  baiknya saya paparkan disini apa yang telah sebagian yang saya uraikan  diatas,mudah-mudahan menjadi nasihat dan pengingat bagi orang yang  bertaklid terhadap meraka. Bahkanbertaklid buta1 kepada orang-orang yang  kelasnya jauh dibawah mereka, berpegang kepada pendapatpendapatmereka  seakan-akan pendapat itu datang dari langit, sedangkan Alloh berfirman  dalam suratal-A’raaf ayat 3 (artinya) ”Ikutilah apa yang diturunkan  kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamumengikuti pemimpin-pemimpin  selain-Nya. Amatlah sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)”1.  Abu HanifahYang pertama adalah Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit.  Telah diriwayatkan darinyapendapat-pendapat dan ungkapan-ungkapan  beragam yang semuanya bermuara pada satu makna.Yaitu kewajiban mengambil  hadits sebagai dalil dan meninggalakan pendapat-pendapat  yangbertentangan dengannya.a. Bila suatu hadits itu benar maka itulah  mazhabkub. Tidak dibolehkan bagi seseoragn untuk mengambil pendapat kami  bila tidak mengetahuidarimana kami mengambilnya. Dalam sebuah riwayat  disebutkan ”Haram bagi orang yangtidak mengetahui dalilku berfatwa  dengan pendapat saya”Dalam riwayat lain ditambahkan ”Sesungguhnya kita  adalah manusia yang mengemukakanpendapat hari ini dan berubah pendapat  pada keesokan harinya”. Disebutkan juga dalamriwayat lain ”Apa-apaan  engkau wahai Ya’kukb! (Abu Yusuf), jangan engkau tulis semua yang1  Taklid inilah yang dimaksud oleh imam Thahawi dalam ucapannya, “Tidak  bertaklid kecuali orang yang fanatis danbodoh”. Disadur oleh Ibnu Abidin  dalam Rasmu al-Mufti (1/32) dari kumpulan risalahnya.3 Dari 26kau  dengan dariku. Karena aku mengemukakan pendapat hari ini dan keesokan  harinyamungkin aku meninggalkannya. Besok aku berpendapat sesuatu dan  lusanya aku tinggalkan”c. Apabila aku mengemukakan suatu pendapat yang  bertentangn dengan kitab Alloh dan khabardari Rasulullah SAW, hendaknya  kalian meninggalkan pendapatku.2. Malik bin AnasIa berkata sebagai  berikut.a. Sesungguhnya aku adalah manusia yang terkadang salah dan  terkadang benar, maka lihatlahpendapatku. Apabila sesuai dengan  Al-Qur’an dan sunnah maka ambillah. Setiap yang tidaksesuai dengan  Al-Qur’an dan sunnah, tinggalkan.b. Setiap perkataan orang boleh dipakai  atau ditinggalkan kecuali perkataan Nabi SAW.c. Ibu Wahab berkata :  ”Aku mendengar Malik ditanya tentang menyela-nyela jari-jari keduakaki  dalam wudlu. Ia berkata ’Hal itu tidak wajib’. Lalu saya meninggalkannya  sampai orangorangyang mengelilinginya sedikit. Saya katakan kepadanya,  ’Hal ini menurut kami sunnah’Malik bertanya ’Apa haditsnya?’ Saya  menjawab ’Dikatakan Laits bin Sa’ad, Ibnu Luhai’ahdan Amru bin Harits,  dari Yazid bin Amru al-Ma’afiri, dari Abu Abdurrahmanal-Habli,  darial-Mustaurid bin Syadad al-Qurasyi, ia berkata ’Aku melihat  Rasulullah SAW menggosokkanjari-jari manisnya pada cela-cela jari kedua  kakinya’ Lalu Malik menyela ’Hadits ini hasan,aku tidak pernah  mendengarnya kecuali sekarang ini.’ Kemudian di lain waktu ia  ditanyadengan masalah yang sama dan ia menyuruh agar menyela-nyela  jari-jari kedua kakinya.”3. Imam Syafi’iUcapan Imam Syafi’i dalam  masalah ini lebih banyak dan lebih baik. Para pengikutnyapun lebihbanyak  mengamalkannya dan lebih menyenangkan. Diantara ucapannya adalah  sebagai berikut.a. Tidak ada seorangpun yang bermazhab melainkan mazhab  Rasulullah SAW. Apapun pendapatyang saya kemukakan atau yang saya  sarikan sedangkan terdapat hadits yang bertentangandengan pendapatku  maka yang benar adalah sabda Rasulullah SAW. Itulah pendapatku.b. Umat  Islam telah berijma bahwa orang yang telah mengetahui sebuah hadits dari  RasulullahSAW maka tidak boleh meninggalkannya untuk mengambil pendapat  seseorang.c. Jika kalian mendapati dalam kitabku yang bertentangan  dengan sunnah Rasulullah SAW makaambillah sunnah Rasulullah SAW dan  tinggalkanlah pendapatku. Dalam sebuah riwayatdikatakan ’Maka ikutilah  dan janganlah kalian mengikuti pendapat siapapun’d. Bila sebuah hadits  dinyatakan sahih, maka itulah mazhabku.e. Kalian lebih mengetahui hadits  dan rawi-rawinya daripada aku. Bila suatu hadits dinyatakansahih maka  beritahukanlah kepadaku darimanapun asalnya, dari Kufah, Basrah atau  Syam.Bila benar sahih aku akan menjadikannya mazhabku.f. Setiap masalah  yang ada haditsnya dari Rasulullah SAW menurut ahli hadits  yangbertentangan dengan pendapatku, niscaya aku cabut pendapatku baik  selama aku masih hidupatau setelah matiku.g. Bila kalian melihatku  mengemukakan suatu pendapat, dan ternyata ada hadits sahih  yangbertentangan dengan pendapatku maka ketahuilah bahwa pendapatku  tidak pernah ada.4 Dari 26h. Semua yang aku ucapkan sedangkan ada hadits  Rasulullah SAW yang sahih bertentangandengan pendapatku maka hendaknya  diutamakan hadits Rasulullah SAW, janganlah bertaklidkepadaku.i. Setiap  hadits yang sahih dari Rasulullah SAW adalah pendapatku, sekalipun  kalian tidakmendengarnya darikuk.4. Ahmad bin HambalImam Hambali adalah  seorang imam yang terbanyak mengumpulkan hadits dan yang paling  teguhmemegangnya. Bhakan ia tidak mau menyusun buku yang mencakup furu’  dan ra’yu. Karena ituia berkata sebagai berikut.a. Janganlah bertaklid  kepadaku, Malik, Syafi’i, Auza’i dan tidak pula Tsuri, ambillah dari  apayang meraka ambil. (Dalam sebuah riwayat dikatakan : Janganlah  bertaklid dalam masalahagama kepada para Imam, ikutilah apa yang dapat  dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya.Sedangkan dari tabi’in boleh  memilihnya (menolak atau menerima).b. Al-Auza’i berpendapat, Malik  berpendapat, dan Abu Hanifah berpendapat. Menurutkusemuanya adalah  ra’yu, sedangkan yang dapat dijadikan hujjah dalam masalah-masalah  agamaadala atsar (hadits).c. Barangsiapa menolak hadits Rasulullah SAW  maka ia berada di tepi kehancuran.Demikian pendapat-pendapat para imam  dalam masalah berpegang teguh pada hadits, danlarangan bertaklid tanpa  pengetahuan. Masalahnya sangat jelas tanpa perlu perdebatan  danpenakwilan. Yaitu barangsiapa berpegang teguh terhadap hadits,  seklipun bertentangan denganpendapat para imam, tidak berarti menyalahi  pendapat mazhab yang dianut dan juga tidak berarti telahkeluar dari  jalan yang ditempuh mazhabnya. Bahkan dengan demikian telah mengikuti  jalan danpendapat para imam, telah berpegang pada tali yang kuat yang  tidak dapat dipisahkan.Akan tetapi tidak demikian dengan sebaliknya.  Barangsiapa yang meninggalkan sunnah yangsahih hanya dikarenakan tealh  berbeda dengan pendapat para imam maka bearti telah melanggar paraimam  dan telah menentang pendapat para imam sebagaimana tersebut diatas.  Alloh berfirman dalamQS. an-Nisaa’ ayat 65 (artinya) ”Maka demi Rabbmu,  mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hinggamereka menjadikan kamu  hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka  tidakmerasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu  berikan dan mereka menerimadangan sepenuhnya” Dan QS. An-Nur ayat 63  (artinya) ”Hendaklah orang-orang yang menyalahiperintahNya takut akan  ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”Al-Hafidz Ibnu Rajab berkata  ”Hendaknya orang yang telah mengetahui hadits Rasulullah  SAWmenjelaskannya kepada umat, menasihatinya dan menyeru mereka  mengikuti dan ber-ithba’ meskibertentangan dengan pendapat orang yang  berpengaruh sekalipun. Sesungguhnya hagist RasulullahSAW lebih layak  untuk diagungkan dan diteladani daripada pendapat orang yang paling  berpengaruhdan terkenal dikalangan umat yang berselisih pendapat, yang  terkadang pendapat mereka itu salah.Berdasarkan hal inilah para sahabat  dan generasi setelahnya menolak setiap pendapat yangbertentangan dengan  sunnah yang sahih. Bahkan cara penolakannya terlihat kasar. Bukan  karenaperasaan benci tetapi karena perasaan cinta dan pengagungan pada  diri mereka. Pasalnya RasulullahSAW lebih mereka cintai dan perintahnya  dijunjung tinggi diatas perintah semua makhluk. Apabilaterjadi  pertentangan antara perintah Rasulullah SAW dengan yang lainnya maka  hendaknya perintahRasulullah SAW didahulukan dan diikuti. Namun tetapi  menghargai orang yang berselisih denganperintah Rasulullah SAW meskipun  dia itu adalah orang yang telah diampuni. Bahkan orang yang5 Dari  26telah diampuni oleh Alloh SWT apabila didapi pendapatnya bertentangan  dengan perintah RasulullahSAW tidak merasa benci bila seseorang  meninggalkan pendaptnya jika benar-benar pendapatnya itubertentangan  dengan perintah Rasulnya.Menurut saya, tidak masuk akal apabila mereka  membenci akan hal itu. Sedangkan imam telahmemerintahkan pengikutnya dan  mengharuskan mereka agar menginggalkan pendapat mazhab jikakemudian  didapati bertentangan dengan sunnah. Bahkan imam Syafi’i memerintahkan  kepadamuridnya agar mengatasnamakan dirinya terhadap sunnah yang sahih,  meskipun dia sendiri tidakmeriwayatkannya atau malah pendapatnya  bertentangan dengan sunnah itu.Oleh karena itu Ibnu Daqiq al-’Id ketika  menyusun masalah-masalah setiap imam mazhab yangbertentangan dengan  sunnah dalam satu jilid besar, ia dalam mukadimahnya berkata  ”Sesungguhnyamenisbatkan masalah-masalah ini kepada para imam mujtahid  hukumnya haram. Hendaknya paraahli fikih yang mengikuti jejeaknya  mengetahuinya agar tidak terjadi salah paham sehingga berakibatberlaku  dusta kepada mereka” Lihat al-Fulani halaman 99.TATA CARA SHOLATA.  Mengahadap KiblatRasulullah SAW dalam melaksanakan sholat fardhu dan  sunnah menghadap kiblat. Beliau punmemerintahakannya demikian dalam  sabdanya kepada orang yang tidak benar sholatnya, ”Bilaengkau berdiri  untuk melakukan sholat maka sempurnakanlah wudhumu, kemudianmenghadaplah  kiblat, lalu bertakbirlah” (HR. Bukhari dan Muslim).Dalam perjalanannya  Rasulullah SAW biasanya melakukan sholat sunnah diatas  kendarannya(unta). Beliau juga melakukan witir diatas kendaraannya dan  mengadap kemana saja kendaraannyamenghadap (timur maupun barat). Alloh  berfirman dalam QS al-Baqarah ayat 115 (artinya)”Maka kemanapun kamu  menghadap disitulah wajah Alloh”.Dalam riwayat Bukhari dan Ahmad  disebutkan bahwa apabila hendak melakukan sholat fardhu,Rasulullah SAW  turun dari tunggangannya lalu menghadap kiblat.B. BerdiriDalam sholat  fardhu dan sunnah Rasulullah SAW melakkukannya sambil berdiri sesuai  denganperintah Alloh SWT dalam QS al-Baqarah ayat 238 (artinya)  ”Berdirilah untuk Alloh (dalamsholatmu) dengan khusyu.”Dalam sebuah  riwayat Tirmidzi dan Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan  sholatmenjelang datang ajalnya sambil duduk. Dalam kesempatan lain  Beliau melakukan sholat sambilduduk, yaitu ketika dalam keadaan sakit.  Sedangkan orang-orang dibelakangnya mengikutinyasambil berdiri. Lalu  Rasulullah SAW memberikan isyarat agar mereka duduk, maka  merekapunduduk. Setelah selesei sholat Beliau bersabda ”Kalian tadi  hampir saja melakukan apa yang telahdilakukan oleh bangsa Romawi dan  Persia, dimana mereka berdiri di depan rajanya sedangkanrajanya duduk.  Maka janganlah kalian melakukannya. Sesungguhnya keberadaan imam  adalahagar diikuti. Bila ia ruku, maka rukulah; bila berdiri maka  berdirilah; dan jika sholat sambilduduk maka duduklah bersama-sama”. (HR  Muslim).Sholat orang sakit sambil duduk, seperti sabda Beliau  ”Shalatlah sambil berdiri. Bila tidak bisa,sambil duduk. Bila tidak bisa  sambil terlentang.” (HR. Bukhari, Abu Daud & Ahmad). Juga6 Dari  26Beliau bersabda ”Barangsiapa melakukannya dengan berdiri, maka itu  lebih utama. Adapun bagiyang melakukannya sambil duduk maka baginya  separoh pahala yang berdiri. Barangsiapa yangsholat sambil tidur  (terlentang) baginya separuh pahala orang yang sholat sambil duduk.  Yangdimaksud disini adalah orang yang sakit.” (HR. Bukhari, Abu Daud  & Ahmad).Suatu ketika Rasulullah SAW mengunjungi orang yang sakit  lalu melihat orang itu melakukansholat diatas bantal. Rasulullah SAW  mengambil bantal itu dan melemparkannya. Orang itu lalumengambil ’ud  (papan kayu) untuk sholat diatasnya. Tatapi Nabi SAW mengambil  danmembuangnya lalu bersabda ”Sholatlah diatas tanah bila engkau bisa.  Bila tidak cukuplahdengan isyarat, dan hendaknya isyarat sujudnya lebih  rendah dari rukumu.” (HR. Thabrani,Bazzar dan Baihaqi).Dalam hadits  riwayat Bukhari dan Ahmad, Rasulullah SAW berdiri di dekat pembatas.  Jarakantara beliau dan pembatas sekitar 3 hasta. Menurut Bukhari dan  Muslim, jarak antara tempatsujudnya dan tembok cukup untuk dilalui  seekor kambing.Rasulullah SAW bersabda ”Janganlah engkau sholat kecuali  dengan pembatas, dan janganlahengkau membiarkan seseorang lewat di  depanmu dikala sholat. Jika dia memaksakankehendaknya lewat di depanmu,  bunuhlah dia karena sesungguhnya ia bersama dengan setan.”(HR. Ibnu  Khuzimah); dan juga ”Jika seseorang dari kalian melakukkan sholat pada  pembatashendaknya mendekatkan pada batas itu sehingga setan tidak dapat  memutus sholatnya.” (HR AbuDaud, Bazzar dan Hakim).Apabila Beliau sholat  di tempat terbuka, tidak ada sesuatu sebagai pembatas (didepan  tempatsholat), maka beliau menancapkan tombak didepannya. Lalu beliau  melakukan sholat menghadappembatas itu, sedangkan orang-orang bermakmum  dibelakangnya. Hal ini sebagaimana dikatakanBukhari, Muslim dan Ibnu  Majah. Beliau bersabda, ”Apabila seseorang diantara kalianmeletakkan  tiang sepanjang pelana di depannya, maka sholatlah menghadapnya dan  hendaknyatidak menghiraukan orang yang lewat dibelakang tiang itu.” (HR  Muslim dan Abu Daud).Ibnu Khuzimah, Thabrani dan Hakim meriwayatkan  bahwa Rasulullah SAW tidak pernahmembiarkan sesuatu yang melewati antara  dirinya dan pembatasnya. Pernah Beliau SAW sholatlalu lewat didepannya  seekor kambing. Maka Rasulullah SAW mendahuluinya maju kedepansampai  perutnya menempel di dinding (sehingga kambing itu melewati belakang  Beliau).Suatu ketika Rasulullah SAW sholat wajib, Beliau SAW menggenggam  tangannya. Usai sholatmereka bertanya “Wahai Rasulullah, adakah sesuatu  yang baru dalam sholat?” Beliau menjawab“Tidak, hanya saja setan hendak  lewat di depanku. Lalu aku cekik sampai lidahnya terasa dingindi  tanganku. Demi Alloh, seandainya saudaraku, Nabi Sulaiman tidak  mendahuluiku, maka akuakan ikat setan itu pada sebuah tiang masjid  sehingga dapat dilihat anak-anak kecil pendudukMadinah.” (HR Ahmad,  Daruquthni dan Thabrani).Rasulullah SAW bersabda ”Apabila seseorang  melakukkan sholat menghadap sesuatu sebagaipembatas dari orang lain,  maka apabila seseorang melampaui batas didepannya itu makahendaknya  mendorong sekuatnya atau semampunya (dalam riwayat lain disebutkan :  hendaknyamenghalanginya dua kali). Jika ia tetap menerobos maka bunuhlah  ia. Sesungguhnya dia adalahsetan.” (HR Bukhari dan Muslim); juga Beliau  bersabda ”Apabila orang yang lewat di depanorang yang sholat itu  mengetahui dosanya, niscaya dia akan lebih baik berdiri 40 (empat  puluh)tahun daripada berlalu didepan orang yang sholat.” (HR Bukhari dan  Muslim).Rasulullah SAW bersabda ”Sholat seseorang menjadi putus apabila  tidak dibatasi dengansemacam pelana didepannya lalu dilewati oleh  wanita haid (balig), keledai dan anjing hitam”7 Dari 26Abu Dzar berkata  ”Wahai Rasulullah, apakah bedanya anjing hitam dan anjing  berwarnamerah?” Beliau menjawab ”Anjing hitam adalah setan.” (HR Muslim,  Abu Daud & Khuzaimah).Rasulullah SAW melarang orang melakukan  sholat menghadap kubur dengan sabdanya”Janganlah kalian sholat menghadap  kubur dan janganlah duduk diatasnya.” (HR Muslim, AbuDaud & Ibnu  Khuzimah).C. Niat2Rasulullah SAW bersabda ”Sesungguhnya segala perbuatan  itu tergantung dari niatnya, dansesungguhnya setiap orang mendapatkan  balasan sesuai dengan niatnya (HR Bukhari & Muslim)D. TakbirDalam  hadits riwayat Muslim dan Ibnu Majah, disebutkan bahwa Rasulullah SAW  membukasholatnya dengan ucapan Allohu Akbar (Alloh Mahabesar). Beliaupun  memerintahkan demikiankepada orang yang tidak benar dalam sholatnya,  sebagaimana sabda Beliau SAW ”Tidaklah sholatseseorang itu menjadi  sempurna sampai ia berwudhu dengan benar, lalu berkata AllohuAkbar”(HR  Thabrani)Beliau SAW juga bersabda ”Kunci sholat adalah suci, tahrimnya3  pengharamannya adalah takbirdan thalilnya4, penghalalannya adalah  salam.” (HR Abu Daud, Tirmidzi & Hakim).Dalam hadits riwayat Ahmad  dan Hakim disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengangkatsuaranya dalam  takbir sehingga terdengar oleh orang-orang yang makmum  dibelakangnya.Rasulullah SAW bersabda ”Apabila imam mengucapkan Allohu  Akbar, maka katakanlah AllohuAkbar” (HR Ahmad dan Baihaqi).E. Mengangkat  TanganTerkadang Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sambil  mengucapkan takbir5, danterkadang mengangkatnya setelah takbir6, dan  terkadang (mengangkat tangan) setelah ucapantakbir7.Beliau SAW  mengangkat kedua tangannya dengan jari terbuka rapat (tidak renggang dan  tidakmenggenggam)8. Dan Rasulullah SAW mengangkatnya sampai sejajar  dengan kedua bahunya danterkadang sampai kedua telinganya9.F. Meletakkan  Tangan Kanan Diatas Tangan Kiri (Bersedekap)Rasulullah SAW meletakkan  tangan kanannya diatas tangan kirinya10. Beliau SAW  bersabda”Sesungguhnya para Nabi memerintahkan kepada kita agar  mempercepat saat berbuka danmengakhirkan waktu sahur dan agar meletakkan  tangan kanan diatas tangan kiri kita dalamsholat.” (HR Ibnu Hibban dan  Dhiya).2 Dalam kitab Raudhatu ath-Thalibin (1/224 cet. Al-Maktab  al-Islami) Nawawi berkata, “Niat adalah maksud. Seseorangyang akan  melakukan sholat tertentu dalam hatinya telah terdetik maksud sholat  yang akan dilakukannya seperti sholatDzuhur, sholat fardhu, dan lainnya.  Kemudian maksud ini dinyatakan bersamaan dengan awal takbir.”3 Yaitu  melarang perbuatan-perbuatan yang dilarang Alloh.4 Yaitu menghalalankan  apa saja yang dilakukan diluar sholat.5 HR Bukhari & Abu Daud.6 HR  Bukhari & Nasa’i7 HR Bukhari & Nasa’i8 HR Abu Daud, Ibnu  Khuzaimah, Tamam & Hakim dan disahkan olehnya serta disetujui oleh  Dzahabi.9 HR Bukhari & Abu Daud10 HR Muslim dan Abu Daud dan telah  ditakhrij dalam Irwa’ (352).8 Dari 26G. Meletakkan Kedua Tangan  (Bersedekap) di DadaNabi SAW meletakkan tangan kanan diatas punggung  tangan kirinya, pergelangan dan lengan11,dan memerintahkan demikain  kepada sahabat-sahabatnya12. Terkadang Beliau SAW mengenggamlengan  kirinya dengan jari-jari tangan kanannya13. Beliau SAW meletakkan  keduanya diatasdada14.H. Khusyu dan Memandang Tempat SujudDalam hadits  riwayat Baihaqi dan Muslim disebutkan bahwa Nabi SAW dalam  sholatmenundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tanah.  Rasulullah melarang mengangkatpandangannya ke langit sebagaimana  tercantum dalam hadits riwayat Bukhari dan Abu Daud.Larangan itu  dipertegas dengan sabdanya ”Hendaknya orang-orang menghentikan  mengarahkanpandangannnya ke langit pada waktu sholat atau tidak dapat  kembali lagi kepada mereka (dalamriwayat lain disebutkan : atau  mata-mata mereka tercolok)”. (HR Bukhari, Muslim & Siraj).Dalam  hadits lain disebutkan ”Apabila kalian melakukan sholat maka hendaknya  janganlahmenolah-noleh karena Alloh akan menghadapkan wajahNya kepada  wajah hambanya ketikasholat selama ia tidak menolah-noleh.” (HR Tirmidzi  dan Hakim)Dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Abu Ya’la disebutkan  bahwa Rasulullah SAWmelarang 3 perkara dalam sholat. Yaitu sholat  dengan cepat seperti ayam yang mematuk, dudukdiatas tumit seperti  duduknya anjing, dan menolah-noleh seperti musang. Beliau SAW  jugabersabda ”Sholatlah seperti halnya sholat orang yang akan meninggal,  yaitu seakan-akan engkaumelihat Alloh. Jika engkau tidak melihatNya  maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Thabrani,Ibnu Majah &  Ahmad).Beliau telah sholat dengan baju yang terbuat dari wol yang  bergambar, lalu Rasulullah SAWmelihat sepintas gambar-gambar itu. Usai  sholat Beliau SAW bersabda ”Bawalah bajuku inikepada Abu Jahm dan  bawalah kepadaku kain yang kasar Abu Jahm. Karena bajuku ini  telahmengalihkan perhatian sholatku tadi. (dalam riwayat lain dikatakan :  Sesungguhnnya aku telahmelihat gambarnya saat sholat dan hampir saja  aku tergoda).” (HR Bukhari, Muslim & Malik).Aisyah mempunyai kain  bergambar untuk tirai, Rasulullah SAW sholat menghadapnya.  LaluRasulullah SAW bersabda ”Jauhkanlah kain itu, sesungguhnya gambarnya  mengganggusholatku.” (HR Bukhari & Muslim).Beliau SAW bersabda  ”Tidak sempurna sholatnya orang yang telah terhidang makannya,  sertaketika menahan keluarnya angin dan buang air.” (HR Bukhari &  Muslim).DO’A DAN BACAAN DALAM SHOLATA. Doa-Doa PembukaRasulullah SAW  membuka bacaan dengan doa-doa yang banyak dan bermacam-macam. BeliauSAW  memuji Alloh, mengagungkanNya dan menyanjungNya. Rasulullah telah  memerintahkan11 HR Abu Daud, Nasa’I dan Ibnu Khuzimah dengan sanad yang  benar dan disahkan oleh Ibnu Hibban.12 HR Malik, Bukhari dan Abu  ‘Uwanah.13 HR Nasa’I dan Daruquthni dengan sanadnya yang sahih.14 HR Abu  Daud dan Ibnu Khuzaimah.9 Dari 26demikian bagi yang tidak benar  sholatnya. Beliau bersabda ”Tidak sempurn sholat seseorangsehingga ia  bertakbir, bertahmid dan menyanjungNya serta membaca ayat-ayat al-Qur’an  yangdihapal.” (HR Bukhari dan Muslim).Dalam bacaan pembukaan, terkadang  Beliau SAW membaca doa sebagai berikut :1. Allohumma baa’id baini wa  baina khothoyaya ...... dan seterusnya.2. Wajjahtu wajhiya lilladzi  fathorossamawaati wal ardh ....... dan seterusnya.3. Subhaanaka  Allohumma wabihamdika wa tabaarakasmuka wadduka walaa ilaha  ghoiruka,yang artinya ”Mahasuci Engkau ya Alloh, Maha Terpuji Engkau,  Mahamulia Engkau sertaMahatinggi kehormatanMu dan tiada tuhan selain  Engkau (HR Ibnu Mundih dan Nasa’i)4. Dan lain-lain.B. Tata Cara Bacaan  Dalam Sholat1. Membaca Ta’awwudz.Kemudian Rasulullah SAW membaca  ta’awwudz dengan mengucapkan ”A’udzubillahiminasyaithonirrojim min  hamazihi wanafkhihi wanafatsihi” (Aku berlindung kepada Alloh darigodaan  setan yang terkutuk dari semburannya, kesombongannya, dan embusannya)  (HR AbuDaud, Ibnu Majah, Daruquthni & Hakim).Terkadang Beliau SAW  menambahinya dengan ”A’udzubillahis-samii’il’alim  minasysyaithoonirrojim”(Aku berlindung kepada Alloh Yang Mahamendengan  lagi Mahamengetahuidari godaan setan yang terkutuk) (HR Abu Daud,  Tirmidzi & Ahmad).Setelah itu Beliau SAW membaca  ”Bismillahir-rahman-nirrahim” (Dengan nama Alloh YangMahapengasih dan  Mahapenyayang) (dengan tanpa mengangkat/mengeraskan suara). (HRBukhari,  Muslim & Ahmad)2. Membaca Surat al-Faatihah, Ayat per AyatKemudian  Rasulullah SAW membaca surat al-Faatihah dengan memotong setiap ayat :a.  Bismillaahir-rahmanir-rahim.b. Alhamdulillaahirab-bil’aalamiin.c.  Sampai dengan akhir ayat.Demikian Rasulullah SAW membaca al-Fatihah  sampai akhir surah. Beliau SAW tidakmenyambung ayat dengan ayat  berikutnya. Demikian yang diriwayatkan Abu Daud danSahmi.3. Membaca  al-Faatihah Sebagi Rukun Dan KeutamaannyaBeliau selalu mengagunggkan  surat ini dengan sabdanya ”Tidak sah sholat seseorang apabilabelum  membaca surah al-Faatihah (dan seterusnya). (HR Bukhari, Muslim dan  Baihaqi)4. Mengeraskan Bacaan Bagi MakmumSebelumnya Rasulullah SAW  membolehkan makmum membaca al-Fatihah dengan keras. Akantetapi pada  suatu sholat Subuh Beliau SAW merasa terganggu oleh bacaan seorang  makmum.Setelah selesei sholat Beliau SAW bersabda ”Apakah kalian tadi  ikut membaca bacaanimam?” Mereka menjawab “Benar, akan tetapi dengan  cepat wahai Rasulullah” Rasulullah10 Dari 26berkata “Janganlah kalian  lakukan kecuali kalian membaca al-Fatihah. Sesungguhnya tidaksah sholat  seseorang kecuali membacanya.” (HR Bukhari, Abu Daud & Ahmad).Tetapi  kemudian membaca cara ini dilarang oleh Nabi SAW. Yaitu ketika  Rasulullah SAWkembali dari sholat jahr (sholat yang dibolehkan membaca  al-Qur’an dengan keras). Dalamsebuah riwayat dikatakan pertisiwa itu  terjadi pada sholat Subuh. Beliau bersabda ”Adakah tadikalian  mengikutiku membaca al-Qur’an dengan suara keras?” Seseorang menjawab  ”Akuwahai Rasulullah” Nabi SAW berkata ”Kenapa ada yang membaca demikian  sehinggamengganggu bacaanku?” Abu Hurairah berkata ”Maka para sahabat  berhenti membaca al-Qur’an dengan keras dalam sholat dimana Rasulullah  mengeraskan bacaannya ketika merekamendengar teguran dari Rasulullah.  (Mereka membaca tanpa suara pada sholat dimana imamtidak mengeraskan  bacaan)” (HR Malik, Humaidi, Abu Daud dan Bukhari).Maka berdiam saat  imam membaca al-Qur’an menjadi syarat kesempurnaan bermakmum.Rasulullah  SAW bersabda ”Sesungguhnya dijadikannya imam itu agar diikuti oleh  makmum,maka apabila mengucapkan takbir, ikutilah mengucapkan takbir.  Janganlah membaca al-Qur’an, diam dan dengarkanlah.” (HR Abu Daud,  Muslim & Abu Uwanah).Oleh karena itu makmum yang mendengarkan bacaan  imam tidak perlu lagi turut membacanya.Sabda Rasulullah SAW ”Barang  siapa yang sholat bermakmum maka bacaan imam adalahmenjadi bacaannya  juga.” (HR Daruquthni, Ibnu Majah & Ahmad). Ini untuk  sholat-sholatyang jahr (imam mengeraskan bacaannya).5. Kewajiban Membaca  Tanpa SuaraAdapun pada sholat-sholat yang harus membaca tanpa suara,  Rasulullah SAW telahmenetapkan kehaursan membaca al-Qur’an padanya.  Jabir berkata ”Kami membaca al-Faatihah dan surah al-Qur’an pada sholat  Dzuhur dan Ashar dibelakang imam pada duarakaat pertama, sedangkan pada  dua rakaat berikutnya membaca al-Faatihah (saja).”(Riwayat Ibnu  Majah).6. Imam Mengucapkan Amin Dengan Mengangkat SuaraDalam hadits  riwayat Bukhari dan Abu Daud disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW  selesaimembaca al-Faatihah, Beliau SAW mengucapkan amin dengan suara  jelas dan panjang. Orangorangyang bermakmumpun dianjurkan untuk  mengucapkannya. Sabda Beliau SAW ”Apabilaimam sholat mengucapkan  ”Ghoiril maghdhuubi’alaihim waladhaaliin” maka katakanlah”Amin”.  (Sesungguhnya malaikiat berkata ”Amin” dan imampun mengucapkan  ”Amin”).Dalam lafal lain disebutkan bahwa jika seorang imam sholat  mengucapkan amin, makaikutilah dengan mengucapkan amin. Apabila ucapan  amin itu bersama dengan ucapanmalaikat, (Dalam lafal lain disebutkan :  Apabila seseorang mengucapkan amin dalam sholat,dan para malaikat di  langit mengucapkan amin dengan bersamaan) niscaya dosa-dosanyaakan  diampuni.” (HR Bukhari, Muslim & Nasa’i).Rasulullah SAW juga  bersabda ”Tidak ada suatu yang paling menjadikan orang-orang Yahudiiri  kepada kalian kecuali ucapan salam dan amin (dibelakang imam).” (HR  Bukhari, IbnuMajah dan Ahmad).7. Bacaan Setelah Membaca  al-Faatihah.Setelah membaca al-Faatihah, Rasulullah SAW membaca surah  lainnya. Terkadang membacasurah panjang dan kadang surah pendek karena  suatu penyebab seperti sedang dalam11 Dari 26perjalanan, sakit batuk  atau sakit lainnya. Atau mendengar tangis anak kecil sebagaimana  yangdisebutkan oleh Anas bin Malik ra.8. Boleh Hanya Membaca  al-FaatihahMu’adz pernah sholat Isya berjamaah dengan Rasulullah SAW di  akhir waktu, lalu pulang.Disana ia sholat lagi bersama  sahabat-sahabatnya sebagai imam. Dlam jamaah itu terdapatseorang anak  muda bernama Sulaim dari bani Salamah. Anak muda itu merakan  sholatnyaterlalu lama, maka ia keluar dan sholat sendiri di pojok  masjid. Usai sholat ia bergegas keluarmasjid dan menunggang untanya  langsung meninggalkan tempat itu.Setelah sholat Mu’adz diberitahu akan  kejadian ini. Ia berkata ”Sungguh hal ini perbuatanmunafik!. Aku akan  laporkan apa yang diperbuatnya kepada Rasulullah.” Anak muda itu  jugaberkata ”Aku juga akan adukan apa yang dilakukan kepada  Rasulullah.”Keesokan harinya mereka datang kepada Rasulullah. Mu’adz  mengadukan apa yang dilakukananak muda itu, dan anak muda itupun  melaporkan apa yang diperbuat oleh Mu’adz. Ia berkata”Wahai Rasulullah  dia telah sholat yang lama denganmu. Lalu ia pulang dan mengimami  kamidengan lama”. Rasulullah menjawab ”Wahai Mu’adz akankah engaku  membuat fitnah?”Rasulullah bertanya kepada anak muda itu ”Apa yang  engkau lakukan dalam sholatmu?” Iamenjawab ”Aku membaca al-Faatihah,  lalu berdoa memohon surga kepada Allah, danberlindung dari siksa neraka.  Aku tidak tahu apa yang engaku baca dengan suara lirih danyang dibaca  Mu’adz” Nabi menyahut ”Aku dan Mu’adz seperti ini (telunjuk dan jari  tengah).”Anak muda itu berkata ”Akan tetapi Mu’adz akan tahu kalau musuh  datang, sedangkan merekatelah diberitahu bahwa musuh telah datang di  tempat mereka.” Orang yang meriwayatkanhadits ini berkata ”Kaum tersebut  kemudian datang menyerang dan anak muda itu gugursebagai syahid. Lalu  Rasulullah SAW bersabda kepada Mu’adz ”Setelah peristiwa itubagaimana  kamu dengan orang yang mengadukanmu kepadaku?” Mu’adz menjawab  ”WahaiRasulullah, Allah Mahabenar dan saya keliru. Anak muda itu telah  gugur sebagai syahid.”(HR Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Ahmad, Abu Daud,  Bukhari & Muslim)9. Membaca al-Faatihah Dengan Suara Keras dan Tanpa  Suara Pada Sholat Lima Waktu DanSholat Lainnya.Pada sholat Suhubh dan  pada rakaat pertama dan kedua pada sholat Maghrib dan ’Isya,Rasulullah  SAW membaca al-Faatihah dan surah lainnya dengan suara keras. Sedangkna  padasholat Dzuhur dan Ashar Beliau SAW membacanya dengan tanpa suara.  Para sahabatmengetahui apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam  sholat-sholat yang tanpa suara darigerakan jenggotnya dan terkadang Nabi  SAW sendiri memperdengarkan bacaannya. Demikianpenjelasan Bukhari dan  Abu Daud.Beliau SAW juga membaca dengan mengangkat (mengeraskan) suara  pada sholat Jum’at , ’IdulFitri, ’Idul Adha, Istisqa’ (sholat meminta  hujan), dan sholat Kusuf (gerhana).C. Bacaan-Bacaan Sholat Nabi  SAWBacaan sholat Rasulullah SAW bermacam-macam. Kadang Nabi SAW membaca  surat ar-Rum (60ayat), kadang ash-Shaffat (182 ayat), kadang surat  Zalzalah (7 ayat) dan lain-lain.D. Bacaan Tartil dan Memerdukan Suara12  Dari 26Perintah Allah terhadap Rasulullah SAW adalah agar membaca  al-Qur’an dengan tartil, tidakpelan, dan tidak terlalu cepat. Tetapi  dibaca kalimat per kalimat sehingga bacaan satu surah lebihlama daripada  dibaca dengan biasa.Beliau SAW bersabda ”Kelak akan dikatakan kepada  orang yang membaca al-Qur’an ”Bacalah,telitilah dan tartillah  sebagaimana engkau mentartilkannya di dunia. Sesungguhnya  kedudukanmuadalah diakhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Daud dan  Tirmidzi).Beliau menyuruh para sahabatnya untuk membaca al-Qur’an dengan  suara merdu dalam sabdanya”Hiasilah al-Qur’an dengan suaramu.  Sesungguhnya suara yang bagus dapat menjadikan al-Qur’an bertambah  indah.” (HR Bukhari, Abu Daud & Hakim).Beliau juga bersabda  ”Sesungguhnya orang yang bagus suaranya adalah apabila  engkaumendengarkan suara bacaan al-Qur’an sedangkan kamu mengira bahwa  dia adalah orang yangtakut kepada Allah.” (HR Thabrani, Ibnu Mubarak  & Abu Nu’aim).E. Membetulkan Bacaan Imam Yang SalahAbu Daud, Ibnu  Hibban dan Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW  menyuruhmembetulkan imam yang salah membaca al-Qur’an. Beliau pernah  melakukan sholat dan salahdalam membaca al-Qur’an. Usai sholat Beliau  bertanya kepada Ubay, ”Apakah engkau sholatbermakmum dengan saya?” Ubay  menjawab ”Benar” Beliau menimpali ” Kenapa tidakmembetulkan bacaanku  yang salah?”F. Berta’awwudz Dan Meludah Saat Sholat Untuk Menghilangkan  GangguanDalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad disebutkan bahwa Utsman  bin Abi ’Ash berkata kepadaRasulullah SAW ”Wahai Rasulullah,  sesungguhnya setan telah menggangguku ketika akumembaca al-Qur’an saat  sholat sehingga sholatku kacau.” Rasulullah SAW bersabda ”Itulahsetan  yang bernama Khinzib. Jika engkau merasakan keahdirannya, bacalah  ta’awwudz danmeludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.”Utsman berkata ”Aku  kemudian melakukannya sehingga Allah mengeyahkan setan dariku.”TATA  CARA RUKU DAN BACAANNYASetelah membaca al-Qur’an, Beliau SAW diam  sejenak. Lalu Beliau SAW mengangkat keduatangannya sebagaimana yang  telah dijelaskan pada penjelasan di depan dalam Takbiratul  Ihram.Kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu ruku.A. Tata Cara  RukuRasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua  lututnya . Beliau SAWmemerintahkan sahabatnya melakukan yang demikian.  Juga memerintahkan orang yang tidakbenar sholatnya.Kedua telapak tangan  Beliau SAW tampak menekan kedua lututnya (seakan-akan  mencengkramkeduanya). Beliau SAW merenggangkan jari-jarinya. Lalu  memerintahkannya kepada orang yangtidak benar sholatnya dalam sabdanya  ”Jika engkau ruku letakkanlah kedua tangnmu di ataslututumu. Kemudian  renggangkanlah jari-jarimu sampai tulang belakangmu menjadi  mapanditempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban)
Beliau SAW merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya. Ketika ruku  Beliau SAWmembentangkan dan meluruskan punggungnya sampai-sampai jika  dituangkan air dari diatasnyatidak akan tumpah, Lalu, Beliau SAW  bersabda kepada orang yang tidak benar sholatnya ”Jikaengkau ruku,  letakkanlah tangamu pada kedua lututmu. Lalu, bentanglah punggungmu  dantekanlah tanganmu dalam rukumu.” (HR Ahmad & Abu Daud).Rasulullah  SAW tidak membungkuk terlalu kebawah dan tidak pula mendongakkan  terlalu keatas.Akan tetapi tengah-tengah di antara keduanya.B. Wajib  Thumaninah Dalam RukuBeliau SAW dengan thumaninah (tenang) dan  memerintahkan demikian kepada orang yang tidakbenar sholatnya  sebagaimana yang dijelaskan diatas. Sabda Beliau SAW ”Sempurnakanlah  rukudan sujudmu. Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya,  sesungguhnya aku benar-benarmelihat kamu dari balik punggungku saat kamu  ruku dan sujud.” (HR Bukhari & Muslim).Dalam riwayat Ath-Thayalisi  dan Ahmad, Abu Hurairah berkata ”Kekasihku Rasulullah SAWmelarangku  bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang mematuk makanan,  menoleh-nolahseperti musang dan duduk sepeti kera.”Rasulullah SAW juga  bersabda ”Pencuri yang paling jahat adalah pencurian yang mencuri  dalamsholatnya.” Para sahabat bertanya ”Wahai Rasulullah bagaimana yang  dimaksud denganmencuri dalam sholat itu?” Rasulullah menjawab ”Yaitu  orang yang tidak sempurna ruku dansujudnya dalam sholat.” (HR Thabrani  dan Hakim).Ketika sedang sholat, Beliau SAW melirik orang yang sujud dan  ruku dengan punggung tidaklurus. Usai sholat Beliau SAW bersabda ”Wahai  kaum muslimin, sesungguhnya tidak sah sholatseseorang yang tidak  meluruskan punggungnya dalam ruku dan sujud.” (HR Ibnu Majah  &Ahmad).C. Bacaan-Bacaan RukuDalam ruku Rasulullah SAW membaca  bacaan yang beragam. Terkadang membaca sebuah bacaandan di lain  kesempatan membaca bacaan lain. Diantara bacaan Beliau SAW adalaha. ”Sub  hana rabbiyal’adhim” (3x) (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung”) (Dibaca 3  kali)(HR. Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah). Terkadang membacanya lebih  dari 3 kali (yangmenunjukkan lamanya sholat Beliau SAW).Bahkan pada  suatu kali dalam sholat lail Beliau SAW membacanya dengan  mengulang-ulangsehingga lama ruku’nya sama dengan lama berdirinya.  Padahal Beliau membaca 3 surahpanjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali  Imran) diselingi dengan doa-doa dan istighfar.b. ”Sub hana  rabbiyal’adhimi wabihamdih” (3x) (”Mahasuci dan Mahaagung Allah, segala  pujibagiNya”) (Dibaca 3 kali) (HR Abu Daud, Daruquthni, Ahmad &  Thabrani).c. ”Sub hanaka allahumma wabihamdika allahummagh firli”  (”Mahasuci Engkau wahai Thuhandan dengan memujiMu ampunilah  aku”)Rasulullah SAW memperbanyak dao ini dalam ruku dan sujudnya.d. Dan  lain-lain.D. Larangan Membaca Al-Qur’an Saat RukuBeliau SAW melarang  membaca al-Qur’an saat ruku dan sujud dalam sabdanya  ”Ketahuilahsesungguhnya aku melarang bacaan al-Qur’an saat ruku.  Hendalah kalian mengagungkan Tuhan14 Dari 26Yang Mahaperkasa. Sedangkan  dalam bersujud hendaknya bersungguh-sungguhlah berdoa karenadoa itu  tentu dikabulkan.” (HR Muslim & Abu Uwanah).E. Bangun dari Ruku  (I’tidal) dan BacaannyaKemudian Rasulullah SAW bangkit dari ruku sambil  mengucapkan ”Sami allahu liman hamidah”(Allah mendengar ornag yang  memujiNya”) (HR Bukhari & Muslim).Beliau SAW memerintahkan demikian  kepada orang yang tidak benar sholatnya dalam sabdanya”Tidak sempurna  sholat seseorang sehingga bertakbir. Kemudian ruku lalu mengucapkan  Sami’aAllahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memujiNya) sampai  berdiri dengan tegak”(HR Abu Daud dan Hakim)Ketika berdiri dengan tegak  Beliau mengucapkan ”Rabbanaa walakal hamdu” (”Wahai Tuhankami dan  segala puji hanyalah milik-Mu”) (HR Bukhari dan Ahmad)Rasulullah SAW  memerintahkan demikian kepada semua orang yang sholat, baik makmummaupun  bukan makmum dalam sabdanya ”Sholatlah seperti kalian melihatku sholat”  (HR Bukhari& Ahmad).Rasulullah SAW juga bersabda ”Sesungguhnya imam  dijadikan tiada lain untuk diikuti. Jika imammengucapkan ’Sami’a Allhu  liman Hamidah’, maka ucapkanlah Allahumma walakal hamdu.’Pasti Allah  mendengar ucapan kalian. Sesungguhnya Allah berfirman melalui ucapan  RasulNya,’Sami’a Allahu liman Hamidah’.” (HR Muslim, Abu Uwanah, Ahmad  & Abu Daud).Penyebab masalah ini dipertegas dalam hadits lain  ”Sesungguhnya barangsiapa yang ucapannyaitu berbarengan dengan ucapan  malaikat, maka ia akan diampuni dosa-dosa yang telahdilakukannya  sebelumnya.” (HR Bukhari & Muslim).Rasulullah SAW mengangkat tangan  saat berdiri i’tidal seperti telah dijelaskan pada takbiratulihram  didepan, dengan mengucapkan bacaan berikut :1. ”Rabbanaa walakal hamdu”  (HR Bukhari & Muslim). Masalah mengangkat tangan inisanadnya  benar-benar dari Rasulullah SAW. Pendapat ini juga diperkuat oleh jumhur  ulamadan sebagian penganut mazhab Hanafi.2. ”Rabbana lakal hamdu” (HR.  Bukhari & Muslim).3. ”Allahumma rabbana walakal hamdu” (HR Bukhari  & Muslim)4. ”Allahumma rabbana lakal hamdu” (HR Bukhari &  Muslim).5. Rasulullah SAW memerintahkan berbuat demikian dalam sabdanya  ”Apabila imammengucapkan ’Sami’a Allahu liman hamidah’ maka ucapkanlah  ’Allahumma Rabbana lakalhamdu’. Barangsiapa yang ucapannya bersamaan  dengan ucapan malaikat niscaya akandiampuni dosa-dosanya yang telah  lalu.” (HR Bukhari & Muslim).6. Terkadang Beliau SAW menambah dengan  lafal ”Milussamawaati wamil ul ardli wamilumaasyikta min syai in  ba’du.” (Mencakup seluruh langit dan bumi dan semua yang Engkaukehendaki  selain dari itu.” (HR Muslim & Abu Uwanah).7. Dan lain-lain.F.  Memperpanjang Berdiri I’tidal dan Kewajiban Thumuninah.15 Dari 26Lama  berdiri i’tidal Rasulullah SAW sama seperti rukunya, sebagaimana yang  telah dijelaskan diatas. Bahkan kadang Rasulullah SAW berdiri lama  sampai dianggap lupa oleh sahabatnya karenalamanya Beliau berdiri.  Demikian yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad.Rasulullah SAW  bersabda ”Kemudian tegakkanlah kepalamu sampai engkau berdiri  tegak(sampai semua tulang kembali menempati tempatnya masing-masing).  (Dalam sebuah riwayatdikatakan : Apabila kamu berdiri i’tidal, maka  tegakkanlah kepalamu sampai tulang-tulangkembali kepada posisinya  semula).” (HR Bukhari, Muslim, Hakim & Ahmad).Beliau juga bersabda  ”Allah tidak akan melihat sholat seorang hamba yang tidak  meluruskantulang punggungnya antara ruku dan sujudnya.” (HR Ahmad &  Thabrani)TATA CARA DAN BACAAN SUJUD SERTA DUDUK DIANTARA DUA  SUJUDSetelah i’tidal Rasulullah SAW bertakbir dan turun bersujud. Beliau  SAW memerintahkan yangdemikian ini kepada orang yang tidak benar  sholatnya dalam sabdanya ”Tidaklah sempurna sholatseseorang sampai ia  mengucapkan ’Sami’ Allahu liman hamidah’ sampai tegak berdiri.  Kemudianmengucapkan takbir, lalu bersujud sampai ruas tulang belakangnya  kembali sempuran.” (HR AbuDaud & Hakim).Dalam hadits riwayat Abu  Ya’la dan Ibnu Khuzaimah disebutkan bahwa jika hendak sujud, Nabi  SAWmengucapkan takbir (dan Beliau SAW merenggangkan tangannya dari  lambungnya), lalu bersujud.Sedangkan dalam riwayat Nasa’i dan Daruquthni  disebutkan bahwa kadang Beliau SAW mengangkatkedua tanganya bila hendak  bersujud.A. Turun Bersujud Dengan Mendahulukan Kedua TanganRasulullah  SAW meletakkan kedua tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya.  Beliaupunmemerintahkan sahabatnya melakukan hal demikian ”Apabila  seseorang dari kalian hendakbersujud, hendaknya tidak melakukannya  seperti duduknya unta. Tetapi hendaknya meletakkantangannya sebelum  meletakkan kedua lututnya.” (HR Abu Daud dan Nasa’i).Beliau SAW  bersabda, ”Sesungguhnya kedua tangan turut bersujud sebagaimana sujudnya  wajah.Apabila seseorang dari kalian meletakkan wajahnya diatas tanah,  maka hendaklah meletakkanjuga kedua tangannya. Apabila mengangkat  wajahnya maka hendaknya mengangkat juga keduatangannya.” (HR Ibnu  Khuzaimah, Ahmad & Siraj).Dalam bersujud Beliau meletakkan telapak  tangannya, mengembangkannya15, sertamengarahkannya ke arah kiblat16.  Beliau meletakkan kedua tangannya sejajar dengan keduabahunya17, dan  terkadang sejajar dengan kedua telinganya18.Dalam hadits riwayat Abu  Daud dan Ahmad disebutkan bahwa Nabi SAW menekan hidung dandahinya ke  tanah. Beliau berkata kepada orang yang sholatnya tidak benar ”Jika  engkau bersujudmaka lakukanlah dengan menekan.”Dalam riwayat lain disebutkan  ”Bila engkau bersujud, maka lakukanlah dengan cara menekanwajah dan  kedua tanganmu sampai seluruh ruas tulangmu kembali ke tempatnya.” (HR  IbnuKhuzaimah.)15 HR Abu Daud dan Hakim serta dibenarkan olehnya serta  disetujui oleh Zahabi.16 HR Ibnu Khuzaimah, Baihaqi dan Hakim serta  dibenarkan olehnya dan setujui oleh Zahabi.17 HR Baihaqi dengan sanad  yang sahih, Ibnu Abi Syaibah (1/82/2) dan Siraj dari jalur lain.18 HR  Abu Daud dan Tirmidzi serta dibenarkan olehnya dan Ibnu Mulqin (27/2).  Disebutkan dalam kitab Irwa’u al-Ghalil(309)16 Dari 26Beliau bersabda,  ”Tidak sah sholat seseorang yang hidungnya tidak menyentuh tanah  sebagaimana halnya dahinya.” (HR Daruquthni, Thabrani dan Abu  Na’im).Beliau menekan kedua lututnya dan ujung kedua telapak kakinya.  Menghadapkan ujung jarinya kearah kiblat, merapatkan tumitnya dan  menegakkan telapak kakinya.Beliau pun menyuruh berbuatdemikian.Inilah  tujuh anggota yang dipergunakan Nabi SAW untuk bersujud, yaitu dua  telapak tangan, dualutut, dua kaki, dahi dan hidung. Rasulullah SAW  menjadikan dua anggota terakhir (dahi danhidung) menjadi satu dalam  sujud. Beliau SAW bersabda ”Aku perintahkan untuk bersujud,(dalam  riwayat lain disebutkan : Kami diperintahkan untuk bersujud dengan  menggunakan 7anggota badan) yaitu dahi, (dan menunjuk hidungnya dengan  tangan) serta kedua tangan, (Dalamlafal lain disebutkan : Dua telapak  tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki, dan kami tidakboleh  menyibak19 baju dan rambut).” (HR Bukhari dan Muslim).Beliau bersabda  ”Apabila seorang hamba bersujud, hendaklah menyertakan 7 anggota  badan(wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak  tangan).” (HR Muslim, Abu Uwanahdan Ibnu Hibban).Dalam hadits riwayat  Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi SAWberkomentar  terhadap orang yang sholat sedangkan rambutnya diikat dari belakang,  ”Orang yangsholatnya seperti itu sama halnya dengan orang yang sholat  menggelung rambunya.”20 Beliaujuga bersabda ”Yang demikain ini menjadi  tempat duduk setan.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).Rasulullah SAW tidak  membentangkan kedua lengannya21, akan tetapi Beliau SAW mengangkatkedua  lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya  dari belakang22.Apabila seekor anak domba menerobos di bawah lengannya,  tentu dengan mudah dapatmelewatinya23.Beliau SAW melebarkan lengannya  sehingga seorang sahabatnya berkata ”Mungkin kami bisamenerobos di bawah  ketiaknya, saking lebarnya jarak antara lengan dan lambungnya  dalambersujud.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah.  Beliau SAWmemerintahkan melakukan hal itu dalam sabdanya ”Apabila  engkau bersujud, letakkanlahtanganmu dan angkatlah kedua sikumu.” (HR  Muslim dan Abu Uwanah).”Bersujudlah kamu dengan lurus dan janganlah  membentangkan kedua lenganmu sepertimembentangkannya (dalam lafal lain  disebutkan : Seperti membentangkan kakinya) anjing.” (HRBukhari, Muslim,  Abu Daud dan Ahmad).”Janganlah seseorang dari kalian membentangkan  kedua lengannya seperti anjingmembentangkan kakinya.” (HR Ahmad dan  Tirmidzi).19 Maksudnya adalah menyibak lengan baju dan rambut agar tidak  terurai ke bawah pada waktu ruku dan sujudsebagaimanan disebutkan dalam  kitab an-Nihayah. Larangan inii tidak hanya pada waktu sholat. Bahkan  apabila sebelummasuk sholat dia melakukannya, maka menurut jumhur ulama  tidak dibolehkan. Hal ini diperkuat oleh larangan Nabi SAWpada seorang  laki-laki yang menyibak rambutnya saat sujud.20 Maksudnya adalah  menyibak lengan baju dan rambut agar tidak terurai ke bawah pada waktu  ruku atau sujudsebagaimana disebutkan dalam kitab an-Nihayah. Larangan  ini tidak hanya pada waktu sholat. Bahkan apabila sebelummasuk sholat  dia melakukannya maka menurut jumhur ulama tidak dibolehkan. Hal ini  diperkuat oleh larangan Nabi SAWpada seorang laki-laki yang menyibak  rambutnya saat sujud.21 HR Bukhari & Abu Daud.22 HR Bukhari &  Muslim. Desebutkan dalam Irwa’u al-Ghalil (354)23 HR Muslim, Abu ‘Uwanah  dan Ibnu Hibban17 Dari 26”Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu  (seperti binatang). Tetapi tegakkanlahlengamu dan jauhkanlah dari  lambungmu. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiapanggota  badan ikut bersujud denganmu.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)B. Kewajiban  Thumuninah Dalam SujudRasulullah SAW selalu memerintahkan agar  menyempurnakan ruku dan sujud. Orang yang tidakmelakukannya  diperumpamakan seperti orang yang lapar. Ia memakan satu atau dua butir  kurmayang tidak mengenyangkan sama sekali. Beliau SAW bersabda ”Orang  yang demikian itu adalahpencuri yang paling buruk.”Beliau SAW menyatakan  tieak sah sholat orang yang ruku dan sujudnya tidak lurus,  sebagaimanayang telah diuraikan pada bab Ruku.C. Doa-doa SujudDalam  sujudnya Rasulullah SAW membaca beberapa zikir dan doa yang  berbeda-beda,diantaranya sebagai berikut :1. ”Subhana rabbiyal a’la”  (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi”), tiga kali atau lebih.Pernah dalam  sholat malam Rasulullah SAW mengucapkan berulang-ulang sehingga  lamasujudnya hampir sama dengan berdirinya. Padahal dalam berdirinya  Beliau SAW membaca 3surah yang panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali  Imran), diselingi dengan bacaan doa danistighfar sebagaimana yang  dijelaskan dalam sholat lail (malam, tahajjud)2. ”Subhaana rabbiyal a’la  wabihamdih.” (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan segalapuji  bagiNya”).3. ”Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati warruuhu.”  (”Mahasuci dan Mahakudus, Tuhanmalaikat dan ruh).4. ”Subhaanaka  allahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii.” (”Mahasuci  Engkau,wahai Tuhan, Tuhan kami dan dengan memujiMu wahai Tuhan,  ampunilah aku”). (HRBukhari dan Muslim). Bacaan ini banyak Beliau SAW  baca pada saat ruku dan sujudnyasebagaimana yang diperintahkan  al-Qur’an.5. Dan lain-lain.D. Larangan Membaca Al-Qur’an Ketika  SujudRasulullah SAW melarang membaca al-Qur’an ketika ruku dan sujud.  Namun Beliau SAWmenyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanayk doa  waktu sujud sebagaimanaditerangkan dalam bab Ruku.Rasulullah SAW  bersabda ”Seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika  iasedang sujud maka perbanyaklah doa (dalam sujud).” (HR Muslim, Abu  Uwanah dan Baihaqi).E. Melamakan SujudLama Rasulullah SAW melakukan  sujud adalah hampir sama dengan lama Beliau SAW melakukanruku. Bahkan  lebih lama lagi jika Beliau SAW sedang menghadapi masalah yang  sulitsebagaimana dikatakan oleh sahabat Beliau ” Rasulullah SAW keluar  menemui pada waktu sholatDhuhur atau Ashar. Ketika itu Beliau  menggendong Hasan dan Husen. Rasulullah SAW maju lalumeletakkan  gendongannya disebelah kanannya. Kemudian bertakbir untuk melakukan  sholat, lalusujud dalam sholatnya itu. Beliau SAW bersujud lama sekali.”  Perawi berkata ”Aku mengangkatkepalaku diantara orang banyak. Tapi  ternyata anak kecil itu berada diatas punggung Beliau,18 Dari 26padahal  Beliau sedang sujud. Kemudian aku kembali sujud. Ketika Rasulullah SAW  selesaimelakukan sholat, orang-orang bertanya ”Wahai Rasulullah engkau  melakukan sujud dalamsholatmu ini lama sekali sehingga kami mengira  bahwa telah terjadi sesuatu atau engkau sedangmenerima wahyu.” Beliau  bersabda ”Semua itu tidak terjadi tetapi cucuku ini naik  diataspunggungku dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas  dengan keinginannya.”F. Keutamaan SujudRasulullah SAW bersabda ”Tidak  ada seorang pun dari umatku kecuali aku mengenalnya padahari kiamat  kelak.” Para sahabat bertanya ”Wahai Rasulullah bagaimana Anda mengenal  merekapadahal mereka berada diantara banyak makhluk?” Beliau bersabda  ”Bagaimana pendapatmujika diantara kumpulan kuda yang berwarna hitam  terdapat seekor kuda yang berwarna putih didahinya dan pada  kaki-kakinya” Bukankah engkau dapat mengenalinya?” Jawab mereka  ”Ya.”Beliau bersabda ”Sesungguhnya pada hari itu umatku memancarkan  cahaya putih dari wajahnyayang bekas sujud dan cahaya putih diwajar,  tangan dan kaki yang bekas wudhu.” (HR Ahmad danTirmidzi).Beliau SAW  juga bersabda ”Jika Allah ingin memberikan rahmat kepada ahli neraka  maka Allahmemerintahkan malaikat untuk mengeluarkan mereka yang  menyembah Allah lalu malaikatmengeluarkan mereka. Mereka dikenal karena  ada bekas sujud pada wajahnya dan Allahmengharamkan neraka untuk memakan  tanda bekas sujud sehingga mereka dikeluarkan darineraka. Semua anggota  anak Adam akan dimakan oleh api neraka kecuali tanda bekas sujud.”(HR  Bukhari & Muslim).G. Sujud Diatas Tanah Dan TikarRasulullah SAW  biasa sujud diatas tanah karena masjid Beliau tidak beralaskan tikar  atau lainnya.Banyak hadits yang menerangkan hal ini diantaranya hadist  Abu Said al-Khudri.Dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Uwanah disebutkan  bahwa para sahabat melakukan sholatberjamaah bersama Beliau ketika  cuaca sangat panas. Jika diantara mereka ada yang tidak  sanggupmenempelkan dahinya ke tanah, maka dia membentangkan kainnya dan  sujud diatas kain tersebut.Rasulullah SAW bersabda ”Bumi seluruhnya  telah dijadikan sebagai masjid dan alat untukbersuci (tayamum) bagiku  dan seluruh umatku. Untuk itu dimana saja seseorang dari umatkumenemui  waktu sholat maka disitulah masjidnya dan alat bersucinya. Sebelumku  mereka tidakdapat melakukan demikain karena meraka sholat di  gereja-gereja dan kuil-kuil.” (HR Ahmad danBaihaqi).Terkadang Beliau SAW  melaksanakan sholat diatas tanah yang becek. Hal ini pernah terjadi  padapagi hari tanggal 12 Ramadhan ketika turun hujan dan halaman masjid  tergenang air sedangkanatapnya terbuat dari pelepah kurma. Sehingga  Rasulullah SAW terpaksa sujud diatas tanah yangbecek. Abu Sa’id  al-Khudri dalam riwayat Bukhari dan Muslim berkata ”Saya melihat  Rasulullahdan dikening serta hidung Beliau terlihat bekas  lumpur.”Sementara itu dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan  bahwa kadang RasulullahSAW sholat diatas khumrah (tikar atau anyaman  selebar sapu tangan) atau diatas tikar kecil. NabiSAW pernah sujud  diatas tikar yang sudah hitam karena sudah lama dipakai.H. Bangkit Dari  Sujud (I’tidal)Rasulullah SAW mengangkat kepalanya dari sujud (i’tidal)  seraya mengucapkan takbir. BeliauSAW memerintahkan orang yang salah  dalam sholatnya untuk melakukan yang demikian, ”Tidaksempurna sholat  seseorang hinga sujud sampai tulang punggungnya tenang, kemudian19 Dari  26mengucapkan Allhu Akbar. Lalu bangkit dari sujud sehingga duduk dengan  tegak.” (HR Ahmaddan Abu Daud).Terkadang Beliau SAW mengangkat kedua  tangannya seraya mengucapkan takbir. Kemudianmembentangkan kaki kiri dan  duduk diatas telapaknya dengan tenang. Beliau SAW juga menyuruhorang  yang salah dalam sholatnya untuk melakukannya dan Beliau bersabda kepada  orang itu”Jika kamu bersujud maka hendaknya kamu menekan. Apabila  bangkit dari sujud (i’tidal) makaduduklah diatas betis kirimu.” (HR  Bukhari dan Baihaqi).Beliau SAW menegakkan kaki kanannya dan  menghadapkan jari-jari kanannya ke arah kiblat.I. Thumuninah Ketika  Duduk Diantara Dua SujudTerkadang Rasulullah SAW duduk dengan menegakkan  telapak kaki dan tumit kedua kakinya.Rasulullah SAW melakukan duduk  diantara dua sujud dengan thumuninah sehingga tuliangbelakangnya rata  dan mapan. Beliau SAW juga menyuruh orang yang salah dalam sholatnya  untukmelakukan hal itu. Beliau SAW bersabda ”Tidak sempurna sholat  seseorang diantara kamusehingga dia melakukan yang demikian.” (HR Abu  Daud dan Hakim).Beliau SAW melamakan duduknya sehingga hampir sama  dengan sujudnya. Demikian yangdiriwayatkan Bukhari dan Muslim. Terkadang  Beliau SAW diam lama sampai ada yangmengatakan ”Beliau telah lupa.”J.  Doa Ketika Duduk Diantara Dua SujudKetika duduk diantara dua sujud  Rasulullah SAW membaca doa sebagai berikut :1. ”Rabbighfirlii warhamnii  wajburnii warfa’nii, wahdinii, wa’aanifinii, warzuqnii.” (”Ya  Allahampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah  derajatku, berilah aku petunjuk,jadikanlah aku sehat dan berilah rizki.”  (HR Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).2. ”Rabbighfirlii rabbighfirlii.”  (Wahai Tuhan, ampunilah aku, ampunilah aku”)Beliau kadang membaca kedua  doa tersebut ketika sholat malam24. Kemudian Beliau bertakbir dansujud  yang kedua kalinya. Beliau menyuruh orang yang salah dalam sholatnya  untuk melakukanyang demikian. Beliau SAW mengatakan kepadanya setelah  menyuruhnya untuk melakukanthumuninah ketika duduk antara dua sujud  ”Kemudian hendaknya kamu mengucapkan AllahuAkbar. Lalu sujud sehingga  ruas-ruas tulang punggungmu rata atau mapan. Kemudian melakukanhal itu  dalam semua sholat kamu.” (HR Abu Daud dan Hakim).Nabi SAW kadang  mengangkat kedua tangannya seraya mengucapkan takbir. Beliau  SAWmelakukan sujud kedua sebagaimana sujud pertama kemudian bangkit  sambil mengucapkan takbir.Beliau SAW menyruh melakukan itu kepada orang  yang salah dalam sholatnya sebagaimanaperkataan Beliau kepada orang  tersebut setelah menyuruhnya untuk melakukan sujud yang kedua.Kemudian  Beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir. Beliau mengatakan kepadanya  ”Kemudianlakukanlah hal itu dalam setiap ruku dan sujud. Jika kamu  melakukannya maka sempurnalahsholatmu. Tapi jika kamu menguranginya  sedikit saja dari hal itu maka kamu telah mengurangisholatmu.” (HR Ahmad  dan Tirmidzi).24 Doa-doa ini tidak khusus dibaca pada sholat sunnah  saja, melainkan disyariatkan juga untuk sholat fardhu, karena  sholatsunnah dan fardhu tidaklah berbeda. Demikianlah menurut Imam  Syafi’I, Ahmad dan Ishaq. Mereka mengatakan bahwadoa-doa ini boleh  dibaca pada waktu sholat fardhu dan sholat sunnah sebagaimana  diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.Imam Thahawi juga mengatakan demikain  sebagaimana disebutkan dlam kitab Musykil al-Atsar. Pandangan yang  benarakan menguatkan hal itu. Karena dalam semua bagian sholat telah  disyariatkan adanya doa, maka sepatutnya hal itu jugaberlaku disini. Hal  ini tidak sulit untuk dipahami.20 Dari 26Setelah itu Beliau SAW duduk  tegak. Yaitu duduk diatas telapak kaki kirinya dengan tegak sampaisetiap  ruas tulang punggungnya mapan. Kemudian Nabi SAW bangkit ke rakaat  kedua dengantangan bertumpu ke tanah. Demikian diriwayatkan Bukhari dan  Syafi’i.Menurut riwayat Abu Ishaq dan Bihaqi Nabi SAW bertumpu pada  kedua tangannya jika berdiri kerakaat berikutnya. Lalu ketika berdiri  pada rakaat kedua, Beliau SAW mengawali bacaan denganalhamdulillah tanpa  diam lebih dahulu. Demikian menurut Muslim dan Abu Uwanah. Pada  rakaatkedua ini Nabi SAW melakukan seperti yang Beliau SAW lakukan pada  rakaat pertama, hanya sajabacaannya lebih pendek.Nabi SAW telah  memerintahkan orang yang sholatnya salah untuk membaca al-Faatihah  padasetiap rakaat sebagaimana sabda Beliau kepada orang tersebut setelah  membaca al-Faatihah padarakaat pertama, ”Kemudian lakukanlah seperti  itu pada seluruh sholatmu.” (HR Bukhari danMuslim).Dalam riwayat lain  disebutkan ”Pada setiap rakaat dalam sholatmu.” (HR. Ahmad).  Dalamriwayat lain Beliau SAW bersabda ”Pada setiap rakaat ada bacaan  (al-Faatihah).” (HR IbnuMajah dan Ibu Hibban).TASYAHHUD AWALRasulullah  SAW duduk tasyahud setelah rakaat kedua, jika sholat yang dilakukannya  hanya duarakaat, seperti sholat Subuh. Menurut Nasa’i Beliau SAW duduk  iftirasy’ (duduk diatas telapak kakikiri yang dihamparkan dalam telapak  kaki kanan yang ditegakkan), seperti ketika Beliau dudukdiantara dua  sujud. Demikian juga apabila Beliau SAW duduk pada tasyahhud awal dalam  sholat tigaatau empat rakaat.Beliau SAW menyuruh orang yang salah  sholatnya untuk melakukan hal itu sebagaimana sabdanya”Bila kamu duduk  dipertengahan sholat, hendaklah kamu melakukan thumuninah. Lalu  hamparkanlahtelapak kaki kirimu kemudian bacalah tasyahud.” (HR Abu Daud  dan Baihaqi).Dalam hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah, Thayalisi dan  Ahmad, Abu Hurairah r.a mengatakan bahwaNabi SAW telah melarangnya duduk  diatas tumit seperti duduknya anjing. Dalam hadits Muslim danAbu  Uwanah, Nabi SAW melarang duduk diatas tumit seperti duduknya  setan.Muslim dan Abu Uwanah meriwayatkan bahwa apabila duduk tasyahhud,  Nabi SAW meletakkantangan kanan diatas paha kanannya (dalam riwayat lain  disebutkan : pada lutut kanannya) danmeletakkan telapak tangan kirinya  pada paha kiri (dalam riwayat lain disebutkan : pada lutut  kirinya).Merenggangkan telapak tangannya diatas lutut.Menurut Nasa’i,  Nabi SAW meletakkan siku kanan diatas pada kanannya. Nabi SAW  melarangbertumpu pada tangan kirinya pada waktu duduk tasyahud dalam  sholat sebagaimana sabdanya ”Carasemacam itu adalah cara sholat orang  Yahudi.” (HR Baihaqi dan Hakim).Dalam hadits lain disebutkan ”Janganlah  engkau duduk seperti itu karena duduk seperti tiu adalahduduknya orang  yang sedang diazab.” (HR Ahmad dan Abu Daud).Dalam hadits lain disebutkan  ”Duduk seperti itu adalah cara duduk orang-orang yang dimurkai  Allah.”(HR Abdur Razzaq).A. Menggerakkan Jari Telunjuk Ketika Duduk  Tasyahhud.Dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Uwanah disebutkan bahwa  Nabi SAW merenggangkantelapak tangan kiri diatas lutut kirinya. Tetapi  Beliau SAW menggenggam semua jari tangan21 Dari 26kanannya dan  mengacungkan telunjuknya ke kiblat. Lalu mengarahkan pandangan mata  ketelunjuknya.Pada riwayat yang sama disebutkan bahwa ketika Beliau SAW  mengacungkan telunjuknya ibujarinya memegang jari tengah. Terkadang ibu  jari dan jari tengahnya membentuk lingkaran.Abu Daud dan Nasa’i  meriwayatkan bahwa Nabi SAW menggerak-gerakkan jari telunjuknyasembil  berdoa. Beliau bersabda ”(Gerakan jari telunjuk) lebih ditakuti setan  daripada pukulanbesi.” (HR Ahmad dan Bukhari).Sebagian sahabat Nabi SAW  telah mengambil suatu perbuatan atau meniru perbuatan sahabat yanglain  yaitu menggerakkan telunjuknya sambil berdoa. Beliau SAW melakukan ini  dalam duatasyahhudnya (tasyahhud awal dan akhir).Dalam hadits riwayat  Ibnu Abi Syaibah dan Nasa’i disebutkan bahwa Nabi SAW pernah  melihatseorang sahabat berdoa sambil mengacungkan dua jarinya. Lalu  Beliau SAW bersabda sambilmengacungkan telunjuknya kepada orang itu  ”Satu saja! Satu saja!.”B. Kewajiban Duduk Tasyahhud Awal Dan Membaca  DoaNabi SAW membaca doa tahiyat setiap dua rakaat. Yang pertama kali  Beliau SAW lakukan dalamduduk (pada rakaat kedua) adalah membaca  “At-tahiyyatu lillah.” Apabila Beliau lupa melakukanduduk (tasyahhud)  pada dua rakaat yang pertama maka Beliau melakukan sujud sahwi.  BeliauSAW menyuruh melakukan itu, ”Bila kamu sekalian duduk pada setiap  dua rakaat ucapkanlah attahiyyat.Kemudian hendaklah seseorang memilih  doa yang disenanginya dan memohon (apa yangdiminta) kepada Allah Yang  Mahaperkasa dan Mahamulia.” (HR Nasa’i, Ahmad, dan Thabrani).Dalam  hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Nabi SAW mengajarkan  tasyahhudkepada para sahabatnya seperti Beliau mengajarkan surah-surah  al-Qur’an. Menurut sunnah (haditsriwayat Abu Daud dan Hakim), bacaan  tasyahhud ini diucapkan dengan samar.C. Macam-Macam Bacaan  TasyahhudRasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabatnya berbagai  macam bacaan tasyahhud.1. Tasyahhud Ibnu Mas’udIbnu Mas’ud mengatakan  bahwa Rasulullah SAW mengajarkan tasyahhud sambilmenggenggam tangannya  seperti Beliau mengajarkan surah al-Qur’an,”Attahiyyatulillah,  washolawaatu wath-thoyyibaatu, assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu  ......(Semua ucapan penghormatan, pengagungan, dan pujian hanya milik  Allah. Segalapemeliharaan dan pertolongan Allah akan diberikan untukmu,  wahai Nabi ..........) (danseterusnya).2. Tasyahhud Ibnu Abbas.Ibnu  Abbas berkata ”Rasulullah telah mengajarkan kepada kami tasyahhud  sebagaimana Beliaumengajarkan kepada kami surah al-Qur’an dimana bacaan  tersebut berbunyi,”Attahiyyaatul mubaarakaatush sholawaatuth  thoyyibaatulillah, assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi  bawarakaatuh ...... (Segala ucapan penghormatan, berkah dankarunia,  ucapan pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah. Semua perlindungan  danpmeliharaan akan diberikan untukmu, wahai Nabi, begitu pula rahmat  Allah dan karuniaNya......) (dan seterusnya).3. Tasyahhud Ibnu Umar22  Dari 26Rasulullah SAW mengucapkan dalam tasyahhudnya,”Attahiyyatulillah,  washolawaatu wath-thoyyibaatu, assalaamu’alaika  ayyuhannabiyyuwarahmatullaahi wabarakaatuh ..... (Semua ucapan  penghormatan milik Allah, begitu pulakurnia dan pengagungan. Segala  pertolongan dan pemeliharaan akan diberikan untukmu,wahai Nabi  ..........) (dan seterusnya).4. Dan lain-lain.Perlu diperhatikan  :25Lafal assalaamu’alaika ini hanya diucapkan pada saat Rasulullah SAW  masih hidup saja olehpara sahabat. Ketika Rasulullah SAW sudah  meninggal, para sahabat tidak lagi menggunakan katakataassalaamu’alaika  lagi tetapi menggantinya dengan menggunakan kata  assalaamu’alannabi.Demikian yang telah dijelaskan oleh Ibnu Mas’ud.Ibnu  Mas’ud berkata ”(Tasyahhud No. 1 itu digunakan) Pada saat itu Beliau  (Nabi SAW) beradabersama kami, namun setelah Beliau SAW wafat, kami  mengucapkan ’Assalaamu’alannabi ....... (sampai dengan selesei)’.”  Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi  Syaibah,II/90/I juga oleh Siraj dan Abu Ya’la dalam Musnadnya II,  halaman 528 hadits ini ditakhrij dalamkitab Irwaa’ul Ghaliil No.  321.Demikian juga Ibnu Hajar yang berkata ” Benar telah sahih riwayat  itu tanpa keraguan (karenatelah tetap riwayat tersebut dalam sahih  al-Bukhari). Dan sungguh aku telah jumpai mutaba’an(riwayat yang lain)  yang menguatkannya.” ’Abdur razzaq berkata : Ibnu Juraij  mengabarkankepadaku, ia berkata, ’Atha’ mengabarkan kepadaku bahwasannya  para sahabat dahulu ketika NabiSAW masih hidup mengucapkan  assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu. Setelah Beliau SAW wafatmereka  mengucapkan assalaamu’alannabi. Riwayat ini sanadnya shahih.Untuk lebih  jelas pembahasan masalah ini silahkan membaca buku ”Biografi Syaikh  Al-AlbaniMujaddin Dan Ahli Hadits Abad Ini” karangan Mubarak bin Mahfudh  Bamuallim LC. Diterbitkanoleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i, dalam bab  ’Sunnah-Sunnah Yang Dihidupkan Oleh Imam Al-Albani’, halaman 101.D.  Shalawat Nabi, Tempat Dan LafalnyaRasulullah SAW membaca shalawat untuk  dirinya pada tasyahhud awal dan lainnya. Beliau SAWmenganjurkan umatnya  untuk melakukan itu seperti Beliau memerintahkan untuk  mengucapkanshalawat setelah mengucapkan salam kepadanya. Beliau SAW  mengajarkan kepada para sahabatberbagai macam lafal shalawat.  Diantaranya adalah sebagai berikut,1. “Allahumma sholi ‘ala muhammad,  wa’ala ahli baitih, wa’ala azwaajihi, wadzurriyyatihi,kamaa shollaita  ‘ala aali ibraahim, innaka hamiidun majiid, wabaarik ‘ala muhammad,  wa’alaazwaajihii wadzurriyyatihi, kamaa baarakta ‘ala baitihi aali  ibraahim innaka hamiidunmajid(Ya Allah berikanlah rahmat kepada Muhammad  26 keluarganya, istrinya, dan25 Tulisan ini diambil dari buku ”Biografi  Syaikh Al-Albani, Mujaddin Dan Ahli Hadits Abad Ini” karangan Mubarak  binMahfudh Bamuallim LC. Diterbitkan oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i,  dalam bab ’Sunnah-Sunnah Yang Dihidupkan OlehImam Al-Albani’, halaman  101.26 Pengertian shalawat Nabi yang paling baik telah dikemukakan oleh  Abu ‘Aliyah bahwa maksud Allah bershalawatkepada Nabi adalah Allah  memuji dan memuliakannya. Sedangkan maksud Malaikat bershalawat kepada  Nabi adalahmereka memohon kepada Allah untuk memberi kedudukan terpuji  dan terhormat kepada Beliau. Ibnu Hajar dalam kitab23 Dari  26keturunannya sebagaimana Engkau (Allah) telah berikan kepada keluarga  Ibrahim. …… (danseterusnya).Inilah lafal shalawat yang biasa dibaca Nabi  SAW.2. “Allahumma sholli ‘ala muhammad, wa’ala aali muhammad, kamaa  shollaita ‘ala ib-roohiim,wa’ala ib-rohiim, innaka hamiidun majiid,  Allahumma baarik ‘ala muhammad, wa’ala aalimuhammad, kamaa baarokta ‘ala  ib-roohiim, wa’ala ib-rohiim, innaka hamiidun majiid” (YaAllah  berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau  telahmemberikan rahmat kepada Ibrahim dan kepada keluarganya.  Sesungguhnya EngkauMahaterpuji lagi Mahaagung ………(dan seterusnya).3. Dan  lain-lain.E. Bangkit Ke Rakaat Ketiga Dan KeempatDalam hadits riwayat  Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Nabi SAW bangkit ke rakaat  ketigaseraya mengucapkan takbir. Beliau SAW memerintahkan orang yang  shalatnya salah untukmelakukan itu sebagaimana sabdanya, ”Kemudian  lakukanlah seperti itu pada setiap rakaat dansujud”.Nabi SAW mengucapkan  takbir ketika bangkit dari duduk, kemudian Beliau SAW berdiri.  BeliauSAW kadang mengangkat kedua tangnnya bersamaan dengan mengucapkan  takbir. Demikian yangdiriwayatkan oleh Bukhari dan Abu Daud.Apabila  Beliau SAW hendak bangkit ke rakaat keempat, Beliau SAW mengucapkan  ”Allahuakbar”. Beliau SAW mengangkat kedua tangnnya bersamaan saat  takbir. Beliau SAW menyuruhorang yang shalatnya salah untuk melakukan  seperti ini.Kemudian Beliau SAW duduk tegak diatas kaki kirinya sampai  ruas tulang punggungnya mapan(lurus). Lalu, Beliau SAW bangkit seraya  bertumpu dengan tangannya ke tanah. Demikiandiriwayatkan Bukhari dan Abu  Daud.F. Membaca Qunut Nazilah Pada Shalat Lima Waktu Karena Terjadi  Musibah Yang MenimpaKaum MuslimImam Bukhari dan Ahmad meriwayatkan bahwa  apabila Nabi SAW bermaksud memohonkebaikan atau kecelakaan bagi  seseorang, Beliau SAW membaca qunut (do’a dalam shalat padaposisi  berdiri) pada rakaat terakhir setelah bangkit dari ruku, yaitu setelah  mengucapkansami’allaahu liman hamidah, allaahumma rabbana lakal hamdu.  Beliau SAW mengucapkannyadengan suara keras seraya mengangkat kedua  tangannya dan para makmum dibelakang BeliauSAW mengamininya (membaca  amin).Nabi SAW membaca qunut pada shalat-shalat wajib, tetapi Beliau SAW  hanya melakukannyaapabila memohon kebaikan atau malapetaka untuk suatu  kaum. Demikian yang diriwayatkan olehAbu Daud, Daruquthni dan Ibnu  Khuzaimah.Beliau SAW pernah membaca do’a qunut sebagai berikut  ”Allahumma anjil waliidabnal waliid,wasalamatabna hisyam, wa’ayyaasyabna  abii rabii’at, allahummasydud wath ataka ‘ala mudhorowaj’alhaa ‘alaihim  kasinii yuusuf, allahummal’an lahyaana wara’laan  wadzakwaanawa’ushoyyata ‘ashotillaha warasuulah” (Ya Allah selamatkanlah  Walid bin Walid, Salamah binHisyam dan ’Ilyas bin Abi Rabi’ah. Ya Allah  kuatkanlah cengkeramanMu depada suku MudharFathul Bari mengemukakan  pendapat yang populer tentang makna Allah bershalawat kepada Nabi yaitu  Allah memberirahmat kepadanya. Pembahasan secara mendetail telah  dipaparkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Jala’ul Afham.24 Dari 26dan  turunkanlah malapetaka kepada mereka seperti malapetaka pada zaman  Yusuf. Ya Allahkutuklah suku Lahyan dan Ra’l, Dzakwan dan para  pendurhaka yang telah durhaka kepada Allahdan RasulNya) (HR. Ahmad,  Bukhari dan Muslim).Setelah membaca qunut, Nabi SAW mengucapkan Allahu  akbar, lalu sujud. Demikian menurutNasa’i dan Ahmad.G. Membaca Qunut  WitirDalam hadits riwayat Ibnu Nashr dan Daruquthni disebutkan bahwa  Nabi SAW terkadang27membaca qunut dalam shalat witir. Beliau SAW  melakukan qunut itu sebelum ruku, sebagaimanadiriwayatkan Abu Daud dan  Nasa’i.Hasan bin Ali diajari do’a witir setelah membaca surah dalam  shalat witir. Bacaan tersebut adalahsebagai berikut “Allahummahdinii  fiiman hadait, wa’aafinii fiiman ‘aafait, watawalanii fiimantawallait ……  (dan seterusnya) (Ya Allah berikanlah aku petunjuk pada jalan orang  yang telahEngkau beri petunjuk, berilah aku pertolongan sebagaimana  Engkau memberi pertolongan kepadaorang-orang yang Engkau tolong ……… (dan  seterusnya) (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu AbiSyaibah).TASYAHHUD AKHIR  DAN SALAMA. Tasyahhud Akhir dan Kewajiban MembacanyaSetelah rakaat  keempat, Nabi SAW duduk tasyahhud akhir. Dalam tasyahhud akhir ini  BeliauSAW memerintahkan untuk membaca bacaan seperti pada tasyahhud  awal. Juga melakukankegiatan seperti di awal. Hanya saja pada tasyahhud  akhir ini Beliau SAW duduk tawaruk. Yaitupunggung telapak kaki kiri  menempel ke tanah, ujung kaki kiri dan kaki kanan berada pada satusisi.  Sehingga menjadikan kaki kiri berada di bawah paha dan punggung betis  kaki kanan. Jugadengan menegakkan telapak kaki kanannya tetapi kadang  mendatarkannya.Beliau SAW menahan tubuhnya pada lutut kirinya dengan  telapak tangan kirinya. Nabi SAWmencontohkan shalawat seperti Beliau SAW  mencontohkan hal itu dalam tasyahhud awal,sebagaimana yang telah  dijelaskan.B. Kewajiban Membaca Shalawat Nabi pada Tasyahhud AkhirNabi  SAW pernah mendengar seseorang mengucapkan do’a dalam shalatnya tetapi  tanpamengucapkan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi SAW, lalu  Beliau SAW bersabdakepadanya, “Orang ini tergesa-gesa”. Kemudian Beliau  SAW memanggil orang itu lalu bersabdakepadanya dan orang yang lainnya,  “Bila seseorang shalat, hendaklah ia memulainya denganbacaan tahmid dan  pujian kepada Allah ‘azza wa jalla. Kemudian mengucapkan shalawat  Nabilalu memanjatkan do’a yang diinginkannya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan  Hakim).27 Para sahabat yang meriwayatkan shalat witir ini tidak  menyebutkan adanya qunut. Maka kami katakan bahwa hal itu”kadang” Beliau  SAW lakukan. Sebab bila Nabi SAW selalu melakukannya, tentu para  sahabat akan meriwayatkannya.Memang hanya Ubay bin Ka’ab yang  meriwayatkan hal itu dari Nabi SAW. Hal ini menunjukkan bahwa Beliau  SAWmelakukannya kadang-kadang dan tidak wajib. Inilah yang menjadi  pendapat jumhur ulama. Hal ini juga diakui ahli fikih,Ibnu Hammam dalam  Kitab Fathul Qadir (1/306, dan 360). Ia menyatakan bahwa mewajibkan  qunut dalam witir adalahpendapat lemah yang tidak berdasarkan dalil yang  kuat. Hal ini merupakan sikap lapang dadanya (maksudnya IbnuHammam) dan  tidak fanatik terhadap mazhabnya. Sebab mazhab yang diikutinya  berlawanan dengan pendapatnya ini.25 Dari 26Rasulullah SAW melihat  seseorang sedang shalat. Kemudian ia membaca hamdalah dan memujiAllah  lalu mengucapkan shalawat Nabi. Beliau SAW bersabda kepadanya  ”Memohonlah niscaraakan dikabulkan dan mintalah niscara akan diberi.”  (HR. Nasa’i).C. Kewajiban Memohon Perlindungan dari 4 Macam HalNabi SAW  bersabda, ”Bila seseorang selesai membaca tasyahhud (akhir), hendaklah  ia memohonperlindungan kepada Allah dari 4 perkara. Yaitu ’Allahumma  innii a’uudzubika min ’adzaabijahannam wamin ’adzaabil qobri, wamin  fitnatil mahyaa wal mamaat, wamin syarri fitnatilmasiihid dajjaal’ (Ya  Allah aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahannam, dari  siksakubur, dari fitnah hidup dan mati, dari fitnah Dajjal’. Selanjutnya  hendaklah ia berdo’a memohonkebaikan untuk dirinya sesuai  kepentingannya”. (HR. Muslim, Abu Uwanah, dan Nasa’i).Menurut Abu Daud  dan Ahmad, Nabi SAW biasa membaca do’a tersebut dalam tasyahhudnya.Nabi  SAW mengajarkan do’a tersebut kepada para sahabatnya seperti Beliau SAW  mengajarkansurah Al-Qur’an kepada mereka.D. Membaca SalamNabi SAW  mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan seraya mengucapkan  “Assalaamu‘alaikum warahmatullah”, sehingga terlihat pipi kanannya yang  putih. Juga menoleh ke kiri serayamengucapakan “Assalaamu ‘alaikum  warahmatullah”, sehingga terlihat pipi kirinya yang putih.Demikian  diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi.Menurut riwayat  Abu Daud terkadang Nabi SAW menambahkan dengan “Wabarokaatuh” padasalam  pertamanya.Dalam hadits riwayat Nasa’I disebutkan bahwa ketika menoleh  ke kanan, terkadang Beliau SAWmengucapakan “Assalaamu ‘alaikum  warahmatullah”, dan ketika menoleh ke kiri hanyamengucapakan “Assalaamu  ‘alaikum”. Terkadang Beliau SAW mengucapkan salam sekali sajadengan  ucapan “Assalaamu ‘alaikum” (dengan sedikit memalingkan wajahnya ke  kanan).Demikian yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi.Ketika  mengucapkan salam para sahabat ada yang mengisyaratkan (menggerakkan)  dengan tanganmereka waktu menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini dilihat  oleh Rasulullah SAW, lalu BeliauSAW bersabda, ”Mengapa kamu menggerakkan  tanganmu seperti ekor kuda yang gelisah? Bilaseseorang diantara kamu  mengucapkan salam, hendaknya ia berpaling kepada temannya dan tidakperlu  menggerakkan tangannya”. (Ketika mereka melakukan shalat berikutnya  bersama RasulullahSAW, mereka tidak melakukannya lagi.Dalam riwayat lain  dikatakan ”Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya  diataspahanya, kemudian mengucapkan salam dengan menoleh ke saudaranya  yang ada disebelahkanannya dan saudaranya disebelah kirinya”. (HR. Abu  Uwanah dan Thabrani).PENUTUPSemua sifat shalat Nabi SAW yang telah  diuraikan diatas adalah berlaku bagi semua orang, baik priamaupun  wanita. Sabda Nabi SAW yang mengatakan ”Shalatlah kalian sebagaimana  kalian melihatkushalat”, bersifat umum dan juga mencakup kaum wanita.  Ibrahim an-Nakhai berkata ”Wanitamelakukan pekerjaan dalam shalat  seperti yang dilakukan kaum pria”. Demikian diriwayatkan IbnuAbi Syaibah  dengan sanad shahih.26 Dari 26
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar